Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ketika TNI dan Polri Semestinya Bersatu: Soal Penyerangan Lapas Cebongan

1 April 2013   04:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:55 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Sabtu (23/3/13) gerombolan pasukan siluman bersenjata otomatis menyandera petugas Lembaga Pemasyarakatan Cebongan(Lapas) , Sleman, Yogyakarta. Setelah memaksa dengan kekerasan petugas lapas, gerombolan itu menembak mati empat tahanan di dalam sel lapas tersebut.
Penyerbuan Lapas  Cebongan,  merupakan teror terhadap publik, hukum, dan Negara, sehingga bangsa ini perlu melihat dan merasakan kasus ini ditangani  secara profesional, di bawah kondisi darurat/genting.

Grya winajaya janma miwarga laksa dharmmesti, rumah untuk pendidikan manusia yang salah agar patuh pada hukum dan berbuat baik (Tertera disalah satu ruang Lapas Cebongan)

Polisi yang bertugas memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat perlu berkomunikasi dengan rakyat secara intensif. Pada tingkat permulaan Polisi tidak menunjukkan kesungguhannya , ketika Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol. Boy Rafli Amar berujar: aparat kepolisian akan mengolah tempat kejadian perkara dan menyelidiki insiden tersebut. Normatif, seperti tidak ada kegentingan

Nampak seperti kejadian biasa, seolah-olah penyerangan terhadap Lapas Cebongan adalah kejadian sehari-hari. Mungkin karena tidak ada anggota Polri yang terbunuh.
Apakah ada anggota TNI yang terlibat dalam penyerbuan Lapas Cebongan?

Banyak pihak menyebut penyerbuan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang menewaskan 4 tahanan, dilancarkan oleh pasukan terlatih, terindikasi ada keterlibatan oknum TNI. Nah kalau sudah menyangkut angkatan bersenjata maka hanya ada satu suara sesuai garis komando.

Panglima TNI  mungkin memilih KSAD dan hanya KSAD, untuk berbicara kepada rakyat Indonesia, berbicara  singkat, tegas dan jelas.

Pidato KSAD "mungkin" berbunyi: Saudara-saudara sebangsa dan setanah air. TNI butuh waktu tidak lebih dari 24 jam untuk memberikan kepastian apakah ada anggota kami yang terlibat. titik.

Dua puluh empat jam adalah lebih dari cukup bagi KSAD untuk memastikan apakah ada anggauta TNI yang terlibat. Semua anggauta TNI harus terdaftar keberadaan mereka, senjata yang mereka pegang beserta pelurunya.

Dalam kenyataan pernyataan KSAD bertele-tele_ 1). Ini bagaimana, kita juga tidak tahu, saksinya pada mati semua . 2)  Saya tidak boleh mendahului, nanti jadi tuduhan dong, 3) Karena kami sudah bentuk tim investigasi( terdiri dari 9 anggauta), percayakan kepada kami, awasi kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun