Ceritanya, Yuni adalah anak yang berbeda dari yang lainnya. Dia anaknya selalu khawatir. Apa-apa harus dikabarkan ke orang tua. Terutama pacarnya.
Huh! Jarak dan waktu memang membunuh semua kerinduan Yuni. Ditambah lagi jaringan internet yang belum dijangkau. Yang parahnya lagi, Yuni lupa memberi tahu pacarnya jika mereka KKN ke daerah yang tidak ada jaringan internet dikarenakan sebelumnya dia tidak tahu.
Yano pacar Yuni mulai karuan. Posisi Yano saat itu sedang di Bali. Berbeda nasib dengan Yuni. Karena Yano harus bekerja. Tak lanjut kuliah.
Hari-hari sebelum Yuni berangkat, keduanya tak lupa memberi kabar. Hampir tiap malam harus video call. Apalagi mereka sudah hampir dua tahun LDR. Palingan, Yano pulang kampung di Manggarai saat perayaan natal saja.
Sebagai anak Kampung, terlalu jauh menuntut kesetaraan infrastruktur telekomunikasi. Begitulah kira-kira Yuni bergumam dalam hati saat mengetahui jika di Elar tak miliki jaringan internet yang baik.
Saat malam tiba, Yuni yang harusnya memberi kabar ke orang tua dan pacarnya, sudah tidak lagi, seakan sudah dipatahkan kerinduannya. Jaringan ada. Namun bukan untuk wilayah yang mereka tinggal. Jika ingin mendapatkannya, harus mendaki bukit mencapai gunung. Daerahnya pun jauh.
Belum lagi beberapa telpon masuk yang tidak sempat diangkat, SMS yang tidak kunjung dibalas, centang biru, ke centang biru tanpa balasan. Kekasih Yuni di Bali. Keduanya dipukul jaringan internet dan jarak yang demikian panjang.
Persoalan itu tidak membuat usaha Yuni pupus.. Tanpa mengurangi sedikit wujud kesetiannya. Yuni bertanya kepada orang-orang di lokasi KKN mereka, kira-kira dimana tempat untuk bisa mendapatkan jaringan internet.
Rano. Bapak tua di sana menunjukkan arah ke tempat dimana ada jaringan. Sehabis kegiatan KKN sepulang gereja, Yuni beranikan diri ke sana untuk menelfon Yano dan membalas wa orang tuanya.
Setelah mendapatkan tempat dengan jaringan baik. Yuni langsung menelpon Yano. Tepat sekali. Hari itu hari Minggu. Yano libur. Yuni juga sudah pulang misa.
"Nana, Rindu"
"Kapan libur, Nana sayang?"