Teknologi AI sendiri tidak bisa disebut sebagai "hal baru". Bahkan di zaman Tiongkok klasik, manusia sebenarnya mempunyai ide untuk membuat kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan kembali menjadi pusat perhatian publik pada tahun 1990-an, ketika sebuah mesin bernama Deep Blue berhasil mengalahkan juara catur dunia Garry Kasparov.Â
Selanjutnya, IBM Watson, mesin pencari jawaban AI yang dibuat oleh IBM, sukses mengalahkan juara kuis Jeopardy di bidang akal sehat, menyebabkan kegemparan publik lagi.Â
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan telah menjadi pusat perhatian banyak orang. Faktanya, di tahun 2016 saja, kapitalisasi pasar semua produk terkait AI, baik perangkat keras maupun perangkat lunak, mencapai kapitalisasi pasar lebih dari $8 miliar (sekitar Rp108). Laju pengembangan AI tidak sepele.
Pro dan Kontra terhadap AI
Nah, ini bagian yang menurut saya menarik banget untuk di bahas.
Pro
Pada saat ini, kecerdasan buatan telah sering digunakan dalam produk. Penggunaan kecerdasan buatan telah berhasil membantu manusia memecahkan masalah serius dan meningkatkan produktivitas di bidang-bidang berikut:
Di dunia kesehatan, AI digunakan untuk robot yang membantu dokter. Salah satunya, Microsoft telah mengembangkan AI yang dapat membantu dokte- dokter untuk menganalisa jenis obat dan perawatan apa yang ideal bagi pasien.
Di dunia otomotif, perusahaan ternama yang terbawa dengan AI seperti Tesla, Google, Apple, sudah menjalankan penelitian mobil tanpa pengemudi. Beberapa ahli mengatakan bahwa ke depannya manusia akan sudah terbiasa menggunakan kendaraan tanpa pengemudi.
Di industri ekonomi dan keuangan, AI membantu di bermacam macam hal seperti investasi keuangan, pencataan keuangan, jual beli saham, penipuan dan kriminalisasi di bank, dan lain-lain.
Dalam dunia penerbangan, AI dipergunakan untuk mensimulasikan penerbangan sehingga pilot bisa diasisteni dengan memberikan informasi pergerakan yang terbaik, informasi keadaan udara dan tekanan, dan lain-lain.
