Mohon tunggu...
Robbi Khadafi
Robbi Khadafi Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang Ketik

Kecil disuka muda terkenal tua kaya raya mati masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menteri Vs Kepala Daerah di Tangerang

18 Juli 2019   11:45 Diperbarui: 18 Juli 2019   11:50 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara lain rumah susun 4 lantai, kantor Balai Permasyarakatan (Bapas) percontohan, kantor lembaga penitipan anak sementara (LPAS), gudang pengayoman, Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan), Kampus Politeknik, dan tower pengayoman.

Terkait hal itu, Suparji mengatakan pembangunan Lapas juga harus memperhatikan Lapas yang sudah ada. Jika memang sudah cukup banyak
makaa sebaiknya dicarikan tempat lain.

Jika terlalu banyak maka tingkat kerawanan tinggi. Menurut Suparji, Tangerang tidak perlu dibangun Lapas. "Saya kira sudah cukup," katanya.

Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), Robert Endi Jaweng mengatakan ada tiga hal dalam konflik ini.

Pertama, masalah kepatutan dan etika sesama pemerintah. Artinya, mereka tidak harus menempuh jalur hukum atau komunikasi tidak berjalan.

Kedua, masalah aturan tanah yang dimiliki Kemenkumham. Ada beberapa bangunan yang sudah di bangun. Namun bangunan tidak sesuai dengan peruntuhan RTH. Jadi kewenangan tata ruang (keluarkan IMB) menjadi kewenangan pemerintah setempat.

"Ini menarik. Bangunan sudah lama ada, tapi IMB nya belum ada? Kenapa tidak dari dulu dipermasalahkan," kata Endi Jaweng.

Ketiga, implikasi publik. Menurutnya, ada administrasi pemerintahan yang tidak boleh korbankan publik. Di mana pemkot Tangerang menghentikan pelayanan listrik, air dan lainnya.

Sebab itu, Jaweng meminta kedua pihak bertemu untuk mencari solusi atas konflik ini. Tidak perlu sampai ke ranah hukum.

"Tidak elok berdebat seperti ini. Mungkin menarik, Jokowi berikan pandangan apabila tidak selesai," ujarnya.

Dia menambahkan, masalah ini hanya soal lahan IMB. Sehingga sudah tepat Wali Kota Tangerang bersikap seperti itu.

"Sudah benar tata ruang Wali Kota. Kecuali IMB tidak diberikan karena ada keinginan aneh-aneh Wali Kota," pungkasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun