Orang indonesia sebenarnya sedang mencari dirinya sendiri. Ada yang menemukan dirinya pada Prabowo. Ada yang menemukan dirinya pada Jokowi. Yang perlu disoroti adalah mereka yg terus berteriak-teriak menuntut diberlakukannya hukum syariah. Yang berusaha mati-matian menjadikan Indonesia berhukum Syariah. Sebelum itu terjadi ada baiknya kita mundur satu langkah, kalau kita bicara syariah, kita hanya bicara tentang satu agama : Islam.
Saya dari dulu selalu merasa bahwa Indonesia ini secara yuridis adalah negara kesatuan tapi secara de facto Indonesia adalah negara Islam. Padahal yang benar adalah negara kesatuan dengan penduduk yang berbeda-beda suku, ras dan agama. Apakah yang mayoritas itu harus berkuasa penuh pada yang minoritas? Sekedar anda tahu bahwa saya adalah muslim, bukan masalah besar bagi saya kalau di Indonesia diberlakukan hukum sayriah....nek wani, ayo wis!!
Masih ingat nggak, ketika di Aceh (yang hukumnya syariah) turun sebuah aturan baru bahwa cewek dilarang duduk mekangkang (posisi dibonceng di atas motor). Reaksi masyarakat saat itu banyak yang kontra, mencemooh dan menganggap itu sebuah aturan yang kaku, mengada-ada dan nggak sesuai dengan kemajuan jaman. Seorang muslimah yang memahami syariat seharusnya maklum dengan aturan tadi. Jangankan duduk mekangkang..pakai celana ketat yang memperlihatkan bentuk tubuh itu pun dilarang dalam syariat Islam.
Berangkat dari situlah saya menyimpulkan bahwa Indonesia masih belum siap atau mungkin nggak pernah siap dengan hukum syariat. Menurut saya aturan naik motor (bagi cewek/muslimah) hendaknya tidak dijadikan pasal hukum tapi sekedar himbauan moral. Kalau hukum itu sifatnya mengikat. Hukum diciptakan dengan tujuan manusia terikat satu sama lain. Kalau masalah di atas itu adalah lebih condong ke urusan pribadi manusia dengan Tuhannya.
Sebelum melangkah dan memutuskan sesuatu, kita dituntut untuk berpikir arif. Apalagi menyangkut kelangsungan hidup sebuah negara. Yang saya tahu, pemimpin yang arif itu seharusnya memahami rakyatnya, tidak hanya yang mayoritas saja, yang minoritas harus dipikirkan juga. bagaimana dengan Nasrani, Hindu, Budha dan sebagainya.....di sinilah letak ke-egoisan oknum umat yang terlalu fanatik yang merasa derajatnya lebih tinggi dari umat lainnya. Memangnya Indonesia ini negara Islam????
Sebenarnya orang yang punya naluri keadilan, nggak pakai hukum pun bisa hidup tanpa melanggar hukum. Tahu kalau mencuri, membunuh, menghina, memperkosa dan sebagainya itu salah.Jadi bukan masalah hukum apa yang diperlakukan...masalah sebenarnya ada pada manusianya. Tergantung bagaimana, di mana, dengan cara apa dulu anda dididik dan dibesarkan.
Apalagi manusia itu sebenarnya makhluk yang cinta damai. Nggak suka disakiti dan menyakiti. Saya percaya agama itu datang untuk mendamaikan manusia, mengatur dan mengarahkan pada hidup yang lebih baik. Seharusnya orang yang tahu, paham, pintar ilmu agama dan hafal kitab suci itu mencintai sesama manusia..menghukumnya bila salah (dihukum bukan karena keyakinannya nggak sama). Nggak perduli yahudi, nasrani dan semua agama dan aliran apapun..tetap menghormati perbedaan.
Bagaimana bisa tega kamu membunuh, membakar rumah serta mengusir dari tanahnya sendiri hanya karena berbeda keyakinan. Menumpahkan darah orang yang tidak pernah merugikanmu, menyakitimu, mengganggumu (yang terjadi adalah merasa terganggu). Kenapa tidak mencoba meluruskan aqidah-nya dengan dialoq yang sehat (Atau mungkin kamu takut malah terseret ke aqidah yang kau dianggap sesat tadi.. )
Sungguh ironis kalau kamu membela agamamu mati-matian tapi dengan cara yang tidak ber-akhlak sama sekali. Tidak memusyawarakan persoalan dengan kepala dingin, hati yang bijak dan terbuka tapi dengan pentungan atau pedang dengan meneriakan nama Tuhan.
Sungguh terlalu dini kalau ada seorang Capres yang menolak dan akan menghapuskan Perda tentang syariah itu diartikan orang yang anti Islam. (Maaf sekali..saya tidak sedang berkampanye untuk salah satu Capres. Saya kagum pada semua Capres yang dijagokan. Semua sama-sama baik, cerdas, tegas dan berpotensi menyelamatkan Indonesia. Dan saya sendiri adalah GOLPUT..kenapa??? saya punya alasan sendiri. Silakan kalau ada waktu boleh disimak di sini http://sosbud.kompasiana.com/2014/05/12/dan-jin-pun-menangis-656030.html
Bisa jadi si Capres tadi berusaha menyelamatkan karakter asli bangsa yang Bhineka Tunggak Ika ini dari serangan ideologi dari luar. Anda semua pasti tahulah kalau para pecinta Arab ingin menjadikan Indonesia jadi kayak Arab, sedangkan pecinta barat ingin menjadikan Indonesia kayak barat.