Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tuhan Enggak Ngurusi Piala

13 Mei 2020   11:02 Diperbarui: 16 Mei 2020   17:01 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (gambar disediakan oleh Freepik/macrovector)

Kuamati di Fesbuk semakin hari semakin banyak penulis. Dan rata-rata tulisane apik. Sip lah. Kudoakan jadi penulis andal. Minimal nggak jadi buzzer, iku wis apik.

Nggak masalah walau hanya nulis di Fesbuk. Jangan dipikir kalau tulisan sudah di-publish di media berita itu sudah jaminan bagus. Enggak. Akeh sing mblendes. Bahkan yang sudah dinobatkan sebagai 'the best' sekalipun. Itu cuman soal nasib baik. Trust me.

Terus saja nulis. Sukur-sukur kalau menginspirasi, bisa menggerakan orang untuk berbuat baik. Bermanfaat bagi banyak orang. Yang penting tidak dimanfaatkan.

Ingat kata Ustadz Sueb (embuh sopo iku), sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat. Tapi kalau memang belum bisa bermanfaat yo gak popo, minimal nggak ngisruh.

Hirarki tertinggi itu bukan kuasa, kaya, kuat dan pintar, tapi manfaat. Sekarang ini banyak orang geer pada dirinya sendiri karena sudah kaya, pintar, berkuasa dan kuat. Padahal kaya, pintar, kuasa dan kuat itu masih bahan mentah. Masih harus diolah lagi agar jadi bermanfaat.

Makanya jangan bangga dulu kalau sudah kaya, berkuasa, pintar dan kuat. Bahkan jangan nggaya kalau sudah dinobatkan jadi juara.

Juara itu putusan juri yang hanya segelintir orang. Biarlah publik yang menilai kamu pantas jadi juara atau tidak. Aku sendiri nggak percaya blas pada juri Indonesia dalam urusan gambar menggambar bla bla bla off the record.

Aku punya piala saat ikut-ikutan lomba dulu, tapi sama sekali tidak aku rawat, buat apa. Aku ikut kompetisi karena urusannya butuh uang, bukan piala. Piala is my ass. Kalau mau, di toko olah raga banyak sekali.

Baguslah kalau kamu jadi juara, sarjana, rektor. Kariermu meningkat. Tapi ingat, semua itu belum prestasi. Prestasi itu kalau gelarmu, kesarjanaanmu, kerektoranmu bermanfaat bagi banyak orang. Nggak cuman bermanfaat bagi dirimu sendiri.

Kalau ada orang diangkat jadi lurah, camat, menteri, atau jabatan apapun, jangan kasih selamat dulu. Kasih ucapan selamat kalau kerjanya sudah kelar, beres dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Tuhan nggak ngurusi pialamu, sertifikatmu, pangkat dan jabatanmu. Jadi jangan kecil hati kalau kamu nobody. Karena yang dinilai Tuhan itu seberapa besar manfaatmu pada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun