Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Selamat Jalan Neil Peart, Sang Virtuoso "Bedug Inggris"

13 Januari 2020   15:58 Diperbarui: 14 Januari 2020   07:13 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : supermusic.id

Berita wafatnya drumer band Rush, Neil Peart, cukup membuat penggemarnya galau. Tanpa Neil Peart, Rush tidak akan sama lagi. Neil Peart nggak cuman menjaga beat, tapi dia juga penulis lirik hampir di semua lagu Rush.

Neil Peart wafat tanggal 7 Januari 2020 karena kanker otak yang dideritanya sejak 3 tahun lalu. Sebelumnya doi sudah menyatakan pensiun dari Rush. Maksudnya berhenti menjalani tour, bukan berhenti jadi drumernya Rush. Itu dia putuskan karena alasan kesehatan. Wis tuwek, gampang masuk angin.

Neil Peart sebenarnya bukan founder band Rush, dia dicomot oleh Rush menggantikan posisi Jhon Rutsey. Drumer awal yang diberhentikan karena ada masalah kesehatan, mengidap sweet urine alias kencing manis.

Bersama Rutsey, Rush sempat menelurkan satu album rekaman (ya iyalah masak album foto) di tahun 1974 . Album ini kurang laku di Kanada--Rush adalah band rock asli Kanada--. Karena Kanada adalah lahan yang tandus untuk band rock. Zaman itu di Kanada tidak ada perusahaan rekaman yang mau memproduksi album rock. Jadi kalau ingin berjaya harus hijrah ke Amrik.

Saat itu ndilalah Jhon Rutsey didiagnosa mengidap diabetes, sehingga nggak kuat lagi menjalankan aktivitas tour di Amrik. Dan posisinya pun digantikan oleh Neil Peart yang terpilih melalui audisi.

Sejak Neil Peart bergabung, Rush semakin berkibar kencang. Album-albumnya yang cukup diterima pasar musik rock, khususnya Progressive Rock. Albumnya cukup membuat rambut rontok jika nekat mengulik musiknya. Sebut saja "Caress of Steel" (1975), "2112" (1976), "A Farewell to Kings" (1977) dan "Hemispheres" (1978).

Setelah album "Hemispheres", musiknya agak nyantai dikit. Asal tahu saja,senyantai-nyantainya lagu Rush, tetep butuh skill di atas rata-rata untuk memainkan musiknya.

Permainan dahsyat Neil Peart sampai saat ini dijadikan rujukan oleh drumer-drumer generasi setelahnya. Seorang drumer rock akan dianggap oke kalau bisa memainkan komposisi "YYZ" atau "La Villa Strangiato". Atau memainkan lagu-lagu macam "By-Tor and the Snow Dog", "The Analog Kid", "Red Barchetta", "Tom Sawyer", dan banyak lagi.


Lagu-lagu Rush bukan lagu yang easy listening. Jadi kalau seleramu Via Vallen atau Nella Kharisma, jangan nekat memaksakan diri memutar lagu-lagu Rush. Pecah ndasmu.

Jangankan kamu, label rekamannya sendiri mumet saat mendengar musik mereka yang semakin hari semakin membelakangi trend. Mereka menuntut Rush membuat lagu yang komersil seperti umumnya yang bisa buat joget dan mengiringi orang teler.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun