Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humor Artikel Utama

Ojok Gampang Gupuh

2 Desember 2019   18:35 Diperbarui: 3 Desember 2019   07:40 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: webmd

Orang Endonesa itu memang gampang gupuh (reaktif). Nggak betah kalau nggak ngurusi omongan atau statement orang lain. Apa itu soal pengharaman catur oleh Ustadz Somad, soal Sukmawati yang mempertanyakan jasa Nabi Muhammad bagi kemerdekaan RI, juga soal klaim Agnez Mo yang tidak berdarah Indonesia.

Kalau menurut Ustadz Somad catur itu haram (karena bisa melalaikan ibadah) ya terserah-serah dia. Lapo se koen gupuh. Tetep main catur. Yang penting nggak lupa sholat dan bahan bidak catur tidak mengandung babi. Beres.

Tenang ae talah. Catur difatwa haram ae gupuh. Fatwa itu cuman tafsir. Tidak mutlak diikuti. Apalagi Fiqih (hukum) itu banyak versinya.

Fiqih itu hakikatnya adalah pagar. Yang memagari manusia agar selamat. Tidak terseret, hanyut dan tenggelam ke dalam kesesatan--padahal manusia itu perlu juga punya pengalaman terseret, hanyut dan tenggelam agar memahami ilmu kehidupan secara otentik--.

Iki ilmu Maiyah dasar rek.

Fiqih itu ibarat lampu merah. Saat lampu menyala merah kendaraan memang harus berhenti, tapi kalau kamu yakin seyakin-yakinnya di kanan kirimu tidak ada kendaraan lewat, ya silakan jalan terus. Lampu merah itu cuman alat, sama juga dengan fiqih. Yang bertujuan agar kita selamat sampai tujuan.

Kalau kamu yakin pasti selamat, silakan saja kalau terpaksa harus mengabaikan fiqih. Tapi pastikan dulu kalau level maqammu sudah oke. Akalmu sudah mateng, imanmu wis jejek, sudah pasca dari urusan syariat.

Asline ngono rek. Ojok ngomong nang arek cilik-cilik yo. Medeni iki. Pendangkalan aqidah.

Gak usah gupuh nek Sukmawati menyebut Nabi Muhammad tidak berkontribusi bagi kemerdekaan negeri ini. Secara langsung memang tidak berkontribusi, tapi secara tidak langsung Nabi Muhammad sangat berkontribusi.

Hakikatnya Muhammad masih ada dan tidak pernah mati di dalam hati setiap muslim. Keteladanan hidup beliau menjadi inspirasi, menumbuhkan semangat, menggerakan umatnya untuk berjihad melawan penjajah.

Dan Nabi Muhammad dihina kayak apapun tidak akan pernah bisa melunturkan kemuliaan beliau. Justru mereka yang terlalu membela Muhammad dengan membabibuta malah menghinakan dirinya sendiri. Menyebut Sukmawati dengan sebutan Bu Suk. Itu bukan cara Islam. Nggak cool. Nek ngono carane opo bedane raimu karo Sukmawati.

Islam iku asline agama cinta kasih, sama dengan lainnya. Nggak ada agama benci. Yang seolah-olah Islam jadi agama pembenci karena umatnya salah paham dalam memahami ayat, fanatik buta dan terjebak masa lalu. Kapan-kapan dibahas, aku tak belajar disik. Kok pikir aku pinter ngono ta? Aku dewe yo gak eruh kok. Ngawur ae.

Nggak perlu juga menyebut umat Islam yang kolot dengan sebutan Kadrun (Kadal Gurun). Kalau kita nggak suka disebut "kafir" (padahal muslim juga), jangan dibales dengan menyebut mereka "Kadrun". Lak podo ae.

Bagaimanapun juga mereka adalah saudaramu sesama muslim. Menjelek-jelekan saudara itu sama saja mencakar mukamu sendiri. Mau Islam konservatif atau moderat, nggak masalah, podo Islame. Cuman beda kendaraan. Mereka suka naik bis Langsung Jayus, kita lebih suka bis Sumber Kencono.

Aku nggak masalah dan nggak peduli kalau ada aliran Islam yang mengharamkan apapun, atau membid'ahkan apapun. Wis gak ngurus. Sak karepmu, sak bahagiamu. Sak kuper-kupermu, nggak masalah. Asal nggak melakukan tindakan desktruktif, menolak Pancasila dan NKRI. To mereka begitu karena takut pada Allah dan kecintaanya pada Islam.

Wis gak usah gegeran. Ngadepi aliran Islam sing kolot iku disawang karo mesem ae. Sekali-kali dirasani gak popo. Nggak usah eker-ekeran. Karena banyak orang di luar Islam yang tepuk tangan kalau sesama Islam bertengkar terus.

Ada teman nonmuslim yang postingannya hampir tiap hari menertawakan kelakuan Islam kolot yang cirinya suka berfatwa haram. Tak jarno ae. Lama-lama dia akan terpeleset kata yang maksudnya menertawakan kaum Islam konservatif tapi sebenarnya menertawakan agama Islam. Dia nggak sadar kalau dia hidup di negara dengan mayoritas muslim. Ati-ati Ndes. Cangkeme diinstal ulang.

Soal Agnez mo yang tidak berdarah Indonesia itu juga bukan hal yang perlu diurusi. Nggak penting. Mau berdarah Tionghoa, Tiongkok, singkek, atau apa pun, nggak masalah. Yang penting hatinya Indonesia. Habis perkara.

Urusan darah biar diurus sama Palang Merah Indonesia. Raimu gak usah melok-melok ngurusi.

Intine ojok gampang gupuh. Dan gupuh itu tercipta karena fanatisme dan nggumunan. Wah iki nek ditulis kabeh iso kemeng tanganku....wis sakmene ae.

-Robbi Gandamana-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun