Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hoax dan Budak Informasi di Era Teknologi

2 Desember 2015   18:43 Diperbarui: 3 Desember 2015   08:27 3471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan Jadi Budak Informasi

Kalau sudah banyak membaca informasi di internet, orang akan menganggap dirinya menguasai informasi . Padahal sebenarnya yang terjadi adalah dia dikuasai informasi. Menjadikan dirinya budak informasi. Informasi cuman dibaca tok tanpa diolah. Juga memaksa loading padahal otak tak mampu mencerna. Itu yang membuat banyak orang jadi 'sakit'. Pikiran nggak fresh..mumet!

Banyak dari tulisan di media tidak bisa dijamin 100% validitasnya. Bila terlalu lugu, kita akan jadi makanan empuk media massa. Kita tahu, media massa adalah alat pencuci otak yang paling mujarab. Ingat di era Suharto, media (khususnya TV) dijadikan alat propaganda yang efektif. Juga saat sekarang, 2 stasiun swasta yang masih saja 'perang politik' untuk meraih simpati padahal pencapresan sudah selesai.

Berita-berita politik yang beredar sekarang adalah versi kedengkian kubu yang satu terhadap kubu yang lain. Tak ada kemurnian di berita-berita tersebut. Jadi jangan terlalu dimasukan di hati apalagi sampai ngotot mata mendelik untuk membelanya. Biasa ae Mblo..

Menambah pengetahuan dengan cara berburu informasi itu baik, tapi kalau menjadikan kita pasien yang mudah dihasut dan disetir oleh situs-situs pelintir, itu menjadikan kita budak informasi. Kita diperalat oleh situs-situs tersebut dengan nge-like dan share berita yang penuh hasut dan kebencian.

Ada baiknya me-manage lagi, mana berita atau informasi penting dan mana yang tidak. Jujur saja, banyak sekali berita dan tontonan di media (Internet maupun televisi) yang nggak penting dan bikin kita terpancing untuk emosi. Misal baca artikel politik di situs yang terkenal suka melintir, membaca ulasannya yang ngawur, kita jadi emosi. Akhirnya malah jadi bad mood padahal niatnya cari hiburan.


Banyak sekali acara-acara di TV yang jauh dari kesan mendidik dan nggak penting. Bila kita ikuti terus acara tersebut, kita malah dumber than before. Nggak malah tambah cerdas, tapi malah tambah ndlahom. Begitu juga dengan dunia maya. kalau kita turuti berita-berita yang nggak jelas juntrungannya, kita malah jadi gemblung. Waktu, tenaga dan pikiran terbuang percuma...mending buat bercinta.

Jadi sekarang jangan jadi pasiennya para pembohong, pembual dan pengecut dunia maya. Jangan sampai informasi itu menguasai otak kita. Orang yang menguasai informasi bukan orang yang membaca informasi tapi orang menjadi menjadi sumber informasi.

Sebisa mungkin jangan jadi konsumen doang. Cuman membaca, donlot dan sharing. Komsumsilah sesuatu, jadikan subyek dalam diri sehingga kita jadi sumber informasi. Dengan kata lain jadilah pemberi informasi, jangan cuman menyerap informasi.

Maka menulislah...

 

-Robbi Gandamana-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun