Lagi buka-buka file foto, eh...baru inget saya nyimpen beberapa foto waktu dolan Jogja awal April lalu. Dari Jakarta, pulang kantor sore langsung ke Senen. Karena long week end, tiket Senja Utama sudah di kantong sejak sebulan sebelumnya. Sampai di Stasiun Tugu pagi lepas subuh. Keluar, ada banyak lukisan yang sejak pelaksanaan Biennalle Jogja lalu belum dilepas dari dinding stasiun. Langsung deh D70 kesayangan di-stater...pemanasan! [caption id="attachment_141093" align="aligncenter" width="500" caption="Stasiun Tugu: Cagar Budaya, panggung budaya, dan fasilitas publik (Dok. Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_141099" align="aligncenter" width="500" caption="Lelaki yang menunggu (Dok. Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_141100" align="aligncenter" width="500" caption="Pulas saat pulang (Dok. Pribadi)"][/caption] Entah kenapa, suasana lepas subuh di kota ini, dengan simbok-simbok berjarit dan menggendong bakul pergi ke pasar, becak dan sepeda yang melaju tak terburu, selalu terasa romantis buat saya. Alih-alih minta jemput teman, saya malah mblayang dewe, pergi (jalan) sendiri. Dari stasiun jalan santai ke utara, tujuan: Tugu! Becak, mural, lampu kota, dan Merapi yang mengintip....SEMPURNA! [caption id="attachment_141102" align="aligncenter" width="500" caption="Kapan ke Jogja Lagi? (Dok. Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_141106" align="aligncenter" width="500" caption="Perfect pair (Dok. Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_141109" align="alignleft" width="270" caption="Pejalan kaki dan badut berdasi (Dok. Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_141115" align="alignright" width="270" caption="Lampu Telu (Dok. Pribadi)"][/caption] Cukup. What's next? Pasar Kranggan? Jembatan Kali Code? Ngidul we ah! Saya memutuskan balik kanan. Hampir sampai gedung Kedaulatan Rakyat, ngelih!Tingak-tinguk...Wah itu, pas biyanget!
"Kok esuk banget kang, wis ket mau bengi to?" (Pagi sekali mas, sudah dari tadi malam?) "Mboten mas, nembe jam sekawan wau..." (Nggak mas, baru buka jam 4 tadi) "Ooo...teh anget nggih mas" (Baiklah...teh hangat ya)
Saut...saut...saut...Sebungkus nasi kucing dan gorengan dalam sekejab hadir di hadapan saya.
"Monggo mas teh angete!" "Muarrrrrkotoppp!"
[caption id="attachment_141119" align="alignleft" width="270" caption="Nyruput angkringan mruput! (Dok.Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_141120" align="alignright" width="270" caption="Meong... (Dok. Pribadi)"][/caption] Kenyang, lanjut! Weits, hampir lupa...
"Mas pinten?"
Beberapa kali ngambil gambar kantor KR. Ada mbak-mbak sedang jual KR sambil baca Kompas...apiiikk!! Baru ngintip dari viewfinder...sial, sudah dilipat aja. Lanjut terus ke selatan, lewat depan stasiun lagi nyeberang, sampai di Malioboro. Tak banyak berhenti. Saya tak pernah terlalu suka paruh utara ruas jalan ini, sejak dulu... (Bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI