Mohon tunggu...
Randy Mahendra
Randy Mahendra Mohon Tunggu... Penulis - Warga Biasa

Warga Biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Gila

27 Desember 2020   19:34 Diperbarui: 27 Desember 2020   19:36 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ana al Haq," kalimat itu keluar dari mulut si gondrong yang duduk paling belakang. Sontak seluruh sorot mata tertuju padanya.

Sebetulnya dia sudah cukup membikin repot panitia penerimaan mahasiswa baru. Waktu itu saat apel penerimaan mahasiswa baru si gondrong melanggaran aturan karena memakai sandal, kaos, celana jeans yang bolong di bagian dengkul, serta muka kusut yang kelihatan tak pernah dicuci selama satu bulan.

Karena ulahnya itu, mahasiswa baru lainnya sepanjang satu jam menanggung panas matahari, sementara panitia penerimaan mahasiswa baru eyel-eyelan dengan si gondrong, sehingga apel yang seharusnya selesai satu jam itu molor sampai tiga jam.

Kini ia membikin ulah lagi di dalam kelas, tiba-tiba berseloroh, "Ana Al Haq," memotong senior yang sedang memberi kuliah pengantar tentang keorganisasian mahasiswa.

Karena tersinggung, senior itu merasa tertantang untuk membalas perkataan si gondrong.

Hingga terjadi ribut-ribut antara si gondrong dan senior. Saat itulah aku terbangun dari sayup-sayup yang hampir saja mengantarkanku ke dalam tidur yang nyenyak.

"Halajj itu kafir!" kata seroang senior yang memakai peci, dia berteriak sehingga otot-otot di bagian lehernya menonjol.

Sementara si gondrong tetap duduk dengan tenang di samping jendela sebesar gajah di kelas kami.

Dia terus berkata-kata dengan kalimat-kalimat yang panjang, dengan kata-taka yang lebih rumit. Mereka, para senior itu terlihat kewalahan, seperti penjaga gawang putus asa mengetahui sebentar lagi gawangnya dijebol oleh lawan.

*

Pada penampakannya yang pertama, si gondrong memang seperti bocah ajaib, dia mengetahui banyak hal yang tidak diketahui oleh mahasiswa lain seangkatannya, dia menonjol, dan selalu ingin mendominasi setiap perdebatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun