Mohon tunggu...
agniii
agniii Mohon Tunggu... Mahasiswa

just a foodie wanna try something new

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bayangan di Balik Cahaya (PART 1)

22 Januari 2025   09:00 Diperbarui: 22 Januari 2025   00:23 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenandra menatap bayangan dirinya di kaca besar yang terpasang di sudut ruang kerja. Wajahnya memancarkan ketenangan khas seorang pria yang telah terbiasa hidup dalam sorotan publik, namun matanya menyiratkan kelelahan yang tak tertahankan. Sejak ibunya meninggal delapan tahun lalu, ia merasa kehilangan tempat pulang yang sejati, meski rumah megah keluarga selalu penuh dengan gemerlap.

Pernikahan ayahnya dengan Ny. Mariana terjadi dua tahun setelah kepergian ibunya. Alasan pernikahan itu, meski tampak sederhana di mata dunia luar, sebenarnya penuh dengan nuansa yang kompleks. Ayah Kenandra, seorang pengusaha sukses yang dihormati, membutuhkan pasangan hidup yang dapat membantunya mempertahankan citra keluarga setelah banyak gosip tak sedap menyebar pasca meninggalnya istri pertamanya. Ny. Mariana, di sisi lain, berasal dari keluarga terpandang yang sedang menghadapi tekanan sosial karena kedua putrinya, Liliana dan Ariana, lahir di luar nikah. Pernikahan mereka dianggap solusi sempurna untuk dua masalah besar.

Kenandra awalnya enggan menerima kehadiran keluarga baru ini. Ia tidak percaya ada orang yang bisa menggantikan posisi ibunya, terutama seorang wanita yang membawa dua anak dari masa lalunya yang kelam. Namun, Mariana ternyata berbeda. Ia tidak pernah mencoba memaksakan dirinya menjadi ibu bagi Kenandra, tetapi juga tidak menciptakan jarak. Mariana berusaha hadir dalam hidup Kenandra dengan cara yang alami, seperti memperhatikan detail kecil yang sering luput diperhatikan orang lain.

***

"Kak Ken, kamu mau makan malam bareng kita malam ini?"

Suara ceria Liliana menyentaknya dari lamunan. Gadis itu berdiri di ambang pintu dengan senyumnya yang selalu tampak terlalu lebar untuk wajah mungilnya. Di belakangnya, Ariana berdiri dengan tubuh kurus dan raut wajah yang tenang. Kenandra memandang keduanya sekilas sebelum menjawab singkat,

"Nanti aku susul."

Liliana tampak ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi Ariana menarik pelan lengan saudarinya.

"Biarkan Kak Ken istirahat dulu," ucap Ariana lembut.

Liliana mendengus kecil sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama saudari kembarnya. Kenandra memandang kepergian mereka dengan pikiran yang berkecamuk.

Liliana dan Ariana adalah dua sosok yang bertolak belakang. Liliana selalu penuh energi, ceria, dan sedikit terlalu suka mencampuri urusan orang lain. Sementara Ariana, dengan tubuhnya yang rapuh, lebih banyak diam dan menyibukkan diri dengan buku-buku tebal di perpustakaan kecil keluarga. Meski demikian, ada sesuatu pada Ariana yang membuat Kenandra sulit mengabaikannya. Tatapan mata Ariana sering kali memancarkan pemahaman yang dalam, seolah-olah ia tahu lebih banyak daripada yang ia ungkapkan.

Beberapa minggu berlalu dengan ritme yang sama, hingga suatu malam sebuah insiden mengubah semuanya. Kenandra sedang berada di ruang tamu ketika suara pecahan kaca terdengar dari arah dapur. Ia segera berlari ke sana dan menemukan Liliana berdiri dengan wajah pucat, sementara Ariana terduduk di lantai dengan pecahan gelas di sekitarnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Kenandra dengan nada khawatir.

Liliana menggigit bibirnya, tampak gelisah.

"Aku... aku tidak sengaja mendorong Ariana. Aku tidak tahu dia ada di belakangku," jawabnya tergagap. Namun, sesuatu dalam cara bicaranya membuat Kenandra curiga.

Ariana mencoba berdiri dengan bantuan Kenandra, meski terlihat kesakitan.

"Aku baik-baik saja. Ini hanya kecelakaan," ucapnya dengan suara pelan.

Namun, Kenandra melihat Ariana menghindari tatapan Liliana dan merasa ada sesuatu yang salah di sini.

Malam itu, setelah memastikan Ariana tidak terluka serius, Kenandra duduk di kamarnya, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Ia tidak bisa mengabaikan firasat buruk yang menyelimuti pikirannya. Liliana mungkin tampak ceria dan ramah, tetapi ada sisi lain dari gadis itu yang tidak pernah ia pahami sepenuhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun