Mohon tunggu...
Rizza Nasir
Rizza Nasir Mohon Tunggu... -

Mahasiswa PGMI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,pemerhati anak, penggiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesta Rakyat : Mengajarkan Anak Kompetisi Sehat

21 Agustus 2013   07:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:02 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Indnesia telah berusia 68 tahun kini, sebuah usia yang masuk kategori senja bagi manusia.Setiap pertambahan usianya Indonesia selalu diwarnai berbagai perlombaan yang biasa kita sebut pesta rakyat atau agustusan. Bagi para pengamat atau pejabat pertambahann usia Indonesia selalu disibukkan untuk berkaca apa saja kemajuan yang telah diraih Indonesia seiring pertambahan usianya atau apa saja yang perlu dibenahi dan diinstropeksi agar kelemahan yang menelikung tak terulang lagi. Agaknya bagi rakyat biasa topik berat begini tak jadi soal. Mereka hanya ingin bergembira menyambut pertambahan usia negaranya.
Bagi anak-anak tentu saja moment tujuh belasan sangat dinanti. Tak hanya baris berbaris atau karnaval pakaian adat nasional, anak-anak bahkan orang dewasa menanti serunya lomba khas tujuh belasan itu. Ada lomba makan kerupuk, balap karung, bangkiak dobel dan yang paling puncak dan yang punya puncak tertinggi adalah panjat pinang. Perlombaan ini tentu banyak variasi di tiap tempat, banyak macamnya, apapun lombanya yang jelas rakyat bisa gembira.

Perlombaan sederhana ini tentu saja dapat melatih anak-anak untuk berani unjuk gigi, berani maju berkompetisi dengan sebayanya, anak-anak juga mengetahui arti sebuah kompetisi. Sebuah permainan yang membutuhkan kerjasama, kekompakan, ketangkasan yang pada akhirnya mereka tahu bahwa ada pihak yang menang dan pihak yang kalah. Tentu saja bagi pemenang akan ada rasa bangga meskipun hadiahnya sederhana, bagi yang kalah mereka belajar untuk legawa,berlapang dada.
Sepanjang pengamatan saya pada pesta rakyat tiap tahunnya, belum pernah ditemukan adanya ketidakpuasan dari pihak yang kalah, tak ada tawuran atau kekerasan. Semuanya dilalui dengan terbuka, semangat dan ceria. Kalau jatuh, bangun lagi, kalau kalah coba lagi, di permainan lainnya tentu saja.
Tak hanya anak-anak, pesta rakyat ini juga diikuti oleh pemuda dan orang tua. Orang dewasa yang mengikuti perlombaan bisa dijadikan cermin bagi anaknya. Tak pernah ada sejarah seorang ayah ngamuk-ngamuk hanya karena kalah tarik tambang, tak ada ceritanya seorang ibu marah-marah karena kalah balap karung. Semua demi memberi contoh pada anak-anaknya.
Pesta rakyat. Sebuah pesta sederhana, diikuti olehsemua lapisan masyarakat. Dijalankan dengan semangat memeriahkan kemerderkaan, mengajarkan anak-anak arti perjuangan. Paling tidak perjuangan untuk mendapatkan kemenangan, perjuangan yang sehat dan terhormat.
Diakhir tulisan ini saya ingin bertanya, masihkah kalian hapal dengan 5 butir pancasila?

Merdeka!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun