Namun, secara garis besar sedikitnya ada tiga peran dan fungsi yang sangat penting bagi mahasiswa. Pertama peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Di sinilah dituntut suatu tanggung jawab moral untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral dimasyarakat. Kedua peranan sosial, selain tanggung jawab individu mahasiswa juga memiliki peranan sosial, yaitu keberadaan dan perbuatannya tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Ketiga peranan inteletual, mahasiswa sebagai orang yang disebut sebagai insan muda intelektual harus dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dengan menyadari secara sebenarnya bahwa fungsi dasar mahasiswa bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan dampak yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.
Namun, pada kenyataannya dalam beberapa tahun kebelakang sekian persen mahasiswa sudah kehilangan jati dirinya sebagai mahasiswa sejati. Mahasiswa bangga akan gelarnya namun lupa akan tanggung jawabnya, dengan antusias para hamba ilmu yang numpang belajar diperguruan tinggi tu akan hanya melaksanakan tanggung jawab akademis saja untuk sekedar mendapatkan IP yang tinggi. Mahasiswa mengacuhkan realita yang ada ditempatnya mencari ilmu. Pada dasarnya sah-sah saja dan bahkan akan menjadi suatu nilai plus jika para kaum terpelajar yang bernama mahasiswa dan dipandang berkedudukan tinggi tersebut mampu menunjukkan bahwa ranah kognitif mahasiswa yakni dari segi akademisi juga tinggi dan pantas untuk dibanggakan sebagai “agent of intellectual”.
Tetapi itu semua tidak berarti apa pun, jika untuk kedepan penerapannya untuk lingkungan sekitar adalah kosong alias “nol besar”. Akan jauh lebih baik jika mahasiswa itu belajar untuk aktif, kritis, dan tanggap sejak dini, yakni dimulai dari lingkungan kampus itu sendiri. Kampus adalah miniatur negara dan warga kampus yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan civitas akademika adalah masyarakat negara tersebut, mahasiswa hendaknya tidak lupa akan perannya sebagai generasi harapan.
Atribut dan moral sebagai mahasiswa sudah disandang, maka wajib hukumnya meninggalkan atribut dari pelajar SMA yang masih manja dan sembrono, menjadi mahasiswa yang kritis,progresif,berwawasan luas serta bermoral. Mahasiswa dituntut untuk bangun dari buaian tidur panjang mahasiswa yang hanya bermimpi manis dengan cita-cita yang diimpikan tanpa ada tindakan yang jelas dan terarah. Mahasiswa harus mulai meniti langkah dengan arah dan tujuan yang pasti. Mahasiswa sebagai agen perubahan untuk dirinya terlebih dahulu baru terhadap hal yang lain, karena suatu perubahan itu tidak akan muncul sebelum diri kita sendiri yang melakukannya. Untuk diri sendiri manfaat sebagai agen perubahan adalah memahami tanggung jawab moral dan akademis sebagai mahasiswa, giat dalam belajar, dan tidak bermalas-malasan.
Untuk itu, mahasiswa harus mampu menyeimbangkan antara pembelajaran sebagai tanggung jawab akademis, perilaku dan sikap sebagai tanggung jawab moral dan manfaat dirinya untuk lingkungan sekitar sebagai penerapan mahasiswa berdampak dengan kontribusinya.
Mahasiswa bukan lagi seorang siswa yang selalu dituntun dalam pembelajaran, mahasiswa harus mampu beradaptasi dan mendapatkan sumber-sumber ilmu lainnya secara mandiri dan konsisten. Mahasiswa yang memiliki pengetahuan melalui pembelajaran dikampus harus memberikan manfaat dan kontribusi kepada masyarakat sebagai tanggung jawab kaum terpelajar. Mahasiswa sejati bermoral dalam berperilaku, yakni memikirkan suatu hal sebelum melakukannya sebagai pertimbangan dalam pikiran sekaligus melawan perilaku yang melawan norma dan tidak bermoral.
Mahasiswa sebagai “agent of change” tidak hanya befokus pada akademis dan teorinya saja. Tetapi, mahasiswa harus memiliki moral yang baik serta menjauhi perilaku-perilaku tidak bermoral. Mahasiswa tidak hanya belajar dan mendapatkan ilmu didalam ruang kelas, namun mendapatkan ilmu dan pengalaman bermasyarakat yang lebih kompleks dan menuai ilmu dibaliknya. Mahasiswa memang diharuskan memiliki skill akademis yang baik, namun itu semua tidak ada artinya jika sikap, perilaku dan pengetahuan dari seorang mahasiswa tidak mencerminkan jati diri mahasiswa tersebut dan tidak memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI