Mohon tunggu...
Rizva Rahmadien Salama Budiman
Rizva Rahmadien Salama Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi di Universitas Pendidikan Indonesia

Halo, saya seorang mahasiswa Psikologi di Universitas Pendidikan Indonesia yang sangat tertarik dengan isu sosial, politik, dan kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Child Labor dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Anak

23 Juni 2022   16:55 Diperbarui: 23 Juni 2022   16:58 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian menemukan bukti dampak buruk child labor terhadap kesehatan mental anak. Anak yang bekerja memiliki prevalensi lebih tinggi dalam masalah suasana hati (mood problems), conduct disorder (gangguan serius pada emosi dan perilaku yang ditandai dengan perilaku destruktif dan ketidakpatuhan), hingga separation anxiety. Selain itu, anak perempuan yang bekerja lebih rentan mengalami kekerasan dalam keluarga. 

Keterlibatan anak-anak secara konstan dalam kegiatan yang berisiko tinggi dapat memancing frustasi pada anak sehingga mereka menarik diri dan mengurangi komunikasi. 

Bukti lainnya menunjukan bahwa ternyata terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat efikasi koping dan kesehatan psikososial antara anak sekolah yang bekerja, anak sekolah yang tak bekerja, dan anak yang bekerja dan tak sekolah. Dalam hal ini, anak yang bekerja dan tak sekolah memiliki efikasi koping yang terendah.

Finkelhor dan Browne berpendapat bahwa ada tiga jenis efek dari trauma akibat dari kekerasan pada anak, di antaranya:

  1. Betrayal (pengkhianatan)

Kepercayaan merupakan komponen penting yang harus terjalin dalam hubungan anak dan orang tua. Namun, saat terjadi kekerasan, kepercayaan anak terhadap orang tua tidak lagi utuh dan mengancam kenyamanan anak.

  1. Powerlessness (ketidakberdayaan)

Saat mengalami kekerasan, anak akan merasakan takut dan hal tersebut akan menimbulkan mimpi buruk, kecemasan, hingga fobia. Perasaan tidak berdaya ini akan memunculkan rasa lemah dan tidak mampu pada anak. 

  1. Stigmatization

Kekerasan pada anak akan membentuk gambaran diri yang buruk. Hal ini karena anak merasa bersalah dan malu atas ketidakberdayaan dan ketidakmampuannya untuk membela serta mengontrol dirinya. Anak-anak korban kekerasan juga merasa berbeda dari yang lain sehingga menimbulkan rasa ingin menghukum dirinya sendiri.

Mengetahui banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari kekerasan pada anak tadi, kita perlu memberikan perhatian khusus untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, sangat penting juga untuk kita bisa memahami kaitan antara bekerja di usia dini dengan masalah kesehatan mental karena buruknya kesehatan psikologis di masa kanak-kanak akan menimbulkan kesehatan yang buruk di kemudian hari, serta memiliki dampak serius pada opportunities in life. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun