Mohon tunggu...
Rizqy maulana ibrahim
Rizqy maulana ibrahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan, Prodi Pendidikan Ips

Seorang remaja yang senang dengan kegiatan olahraga seperti sepak bola, renang, bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Pendidikan Islam Mengabaikan Non Muslim?

9 Desember 2022   07:12 Diperbarui: 9 Desember 2022   07:31 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan hal penting dalam hidup manusia, penulis berfikir bahwa pendidikan menjadi tolak ukur keberhasilan hidup manusia, karena pendidikan mempunyai tugas dalam menyiapkan SDM bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih mengakibatkan perubahan dan pertumbuhan ke arah yang lebih kompleks.

Hal ini juga menimbulkan berbagi macam masalah, baik masalah sosial maupun non sosial, serta hal-hal baru yang tidak bisa diduga oleh manusia itu sendiri.

Masalah nyata yang sering dihadapi dalam dunia pendidikan khususnya di negara yang kita cintai ini (Indonesia) yaitu masalah yang bersangkutan dalam ruang lingkup agama, seperti pendidikan islam. Apakah pendidikan islam itu menerima pandangan dari umat non muslim atau harus menolaknya? 

Sebelum membahas lebih luas tentang masalah tersebut, pendidikan islam itu sendiri berpegang teguh kepada 3 aspek

-Aspek akal

-Aspek rohani

-Aspek jasmani

Aspek-aspek ini yang membuat pendidikan islam maju dibanding dengan pendidikan barat, seperti contoh saat zaman daulah bani abbasiyah (golden era of moslem) semua aspek tersebut ditekankan tidak ada yg dibeda-bedakan sehingga islam sempat menguasai jazirah Arab, sebagian benua Afrika, Asia, dan bahkan eropa.

Masalah tentang pendidikan islam yang mengabaikan non muslim itu terbentuk dari sudut pandang umat muslim sendiri yang salah, kenapa bisa dikatakan salah? Banyak para orang tua yang beranggapan jika membentuk karakter seorang siswa yang islami, maka siswa tersebut harus disekolahkan di sekolah yang berbasis agama islam karena didalamnya selain terdapat guru yang beragama islam, terdapat juga mata pelajaran dan kegiatan yang islami, yang bisa memperkokoh keimanan siswa

Menurut penulis hal tersebut adalah pola fikir yang kuno, kenapa bisa dikatakan kuno? Karena sekarang merupakan era digital dan era globalisasi. Jika pendidikan islam dan umat islam masih berfikir seperti itu cukup mungkin pendidikan islam bisa dipandang rendah oleh umat lain, bahkan dipandang rendah oleh negara lain terhadap pendidikan islam yang ada di Indonesia. Karena hal tersebut seperti mengkotak-kotakan dunia pendidikan khususnya pendidikan islam sehingga menyebabkan dikotomi dalam dunia pendidikan islam.

Dalam lingkungan rumah, penulis sering kali menemukan sebagian orang tua yang beragama islam yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang bukan berbasis agama islam atau lebih tepatnya sekolah umat kristiani. Menurut mereka guru yang ada disana selain mengedepankan aspek akal mereka juga menekankan aspek rohani dan jasmani, karena menurut mereka aspek tersebut jika diabaikan maka keseimbangan belajar siswa dalam dunia pendidikan akan cacat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun