Mohon tunggu...
Rizqa Aliefiarahma
Rizqa Aliefiarahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hiperrealitas dalam Pemikiran Manusia

28 Juni 2021   01:43 Diperbarui: 28 Juni 2021   12:41 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemampuan akal manusia untuk melakukan pemikiran dengan bantuan teknologi yang sudah luar biasa berkembang pada abad ini, telah membuktikan kemajuan yang pesat dalam kapabilitas seseorang untuk melaksanakan kompetensi yang lebih dari dirinya. Dalam peristiwa ini, globalisasi berpengaruh banyak akan jalannya perubahan teknologi, khususnya bidang informasi yang dapat membuat keahlian manusia meningkat. 

Perubahan yang terjadi tentunya membawa banyak dampak serta konsekuensi pada kehidupan manusia, contohnya dengan adanya teknologi basis realitas semacam virtual dan augmented reality, manusia memiliki realitas baru yang menjadi saluran informasi digital dengan memproyeksikannya ke dunia nyata. 

Keadaan ini menimbulkan suatu kondisi hiperrealitas dimana kesadaran manusia dalam membedakan fantasi dan kenyataan mulai kabur, dan dicapailah realitas palsu yang seringkali dikonsumsi sebagai kenyataan. Dengan hiperrealitas, kemampuan manusia untuk berpikir dianggap bisa masuk ke suatu simulasi kenyataan yang menghubungkan realitas dan fantasi dimana dunia lain itu menjadi media pengeluaran emosi realitas yang asli.

Kelebihan manusia dalam memiliki akal pikiran yang digunakan untuk kelangsungan hidupnya memberikan suatu penguasaan untuk pengetahuan. Kemampuan manusia ini tentu dibekali oleh pengamatan yang dilakukan selama hidupnya dan memori akan pengalaman - pengalaman yang telah ia lewati. Berdasarkan hal tersebut, juga dengan pesatnya perkembangan teknologi, manusia seharusnya bisa mengatasi situasi permasalahan sosial dengan mudah. Namun, dengan adanya kondisi hiperrealitas di dunia, garis teritori yang membedakan antara fantasi dan kenyataan hilang, menyebabkan kemampuan manusia dalam menilai suatu kejadian juga sulit karena tidak ada lagi sumber awal dari kebenaran, semua bergantung pada persepsi pemikiran dan pemahaman serta nilai yang dibuat - buat.

Hiperrealitas dalam Kemampuan Pemikiran Manusia

Makna hiperrealitas yang dikenalkan oleh Jean Baudrillard pada bukunya 'Simulacra and Simulation' (1981) menggambarkan kondisi yang dijelaskan secara lebih umum dimana konsep hiperrealitas menghubungkan kenyataan dengan keberadaan sementara yang dibuat berdasarkan bayangan fiksi. 

Realita lain ini memberikan sebuah kebebasan bagi manusia untuk berkhayal dan mengimajinasikan apapun yang mereka mau. Disini, kemampuan pemikiran manusia tidak dibatasi dengan hal - hal ketentuan ataupun peraturan yang mengekang manusia dari apa yang digemarinya. 

Disinilah keunggulan dan kelemahan hiperrealitas berada, kondisinya bisa membawa seseorang mengekspresikan perasaannya dengan bebas, namun disaat bersamaan menarik manusia ke tempat fantasinya yang menimbulkan orang tersebut kurang terlibat dalam jalan kehidupan realitanya sendiri. Situasi ini juga bisa membuat seseorang mengembangkan e-personality atau keadaan dimana adanya perbedaan dari kepribadian seseorang di dunia nyata dan dunia hiperrealitasnya. Kemampuan pemikiran alamiah manusia ini akan membawa pandangan untuk berpendapat yang berbeda jika ada penerapan batasan yang berbeda.

Kapabilitas seseorang untuk berpikir tentu saja didapat dari awal kehidupan, dimana manusia dilahirkan dengan kemampuan membuat struktur dan kebiasaan sosial sehingga bisa memiliki karakter unik pada dirinya. Pemikiran yang dilakukan oleh manusia ini juga didasarkan pada penyesuaian dengan sumber pengetahuan, yang mencakup realitas empirik yang berhubungan dengan indera eksternal yang bisa dilihat dan dirasakan serta realitas rasio, yang berkaitan dengan hal - hal gagasan dan ide dari pemikiran rasional. Konsep pengetahuan dalam pemikiran manusia sendiri dapat dialaskan oleh memori pengalaman yang telah dilakukan dari kehidupan sosialnya juga observasi atau pemantauan terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya.

Majunya perkembangan teknologi membuat banyak hal terkait otak dan pemikiran manusia terungkap. Salah satunya dengan munculnya praktik memory implantation atau implantasi memori yang dengan mudahnya dipakai untuk menyelidiki jalannya kegiatan memori manusia. Teknik ini digunakan dalam bidang psikologi untuk membuktikan bahwa manusia bisa mengatur perubahan ingatan masa lalu seseorang, membuat mereka percaya akan suatu peristiwa yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Implantasi memori yang dikembangkan tahun 1990an ini banyaknya difokuskan kepada penghilangan memori yang pernah dilewati dan juga bahaya yang ada jika mencari tahu lebih dalam tentang memori yang hilang dalam terapi - terapi psikologis. 

Eksperimen yang dilakukan oleh ahli saraf di berbagai macam tempat menghasilkan terobosan yang berarti, peneliti dari Oxford mendapatkan kesimpulan bagaimana cara ingatan jangka pendek dipindahkan ke bagian ingatan jangka panjang, peneliti dari MIT menemukan kesimpulan bahwa memori disimpan di beberapa bagian otak tetapi di beberapa kelompok neutron tertentu dan tidak disimpan di satu area.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun