Diskusikan tindakan dan pilihan tokoh itu. Apakah bisa dibenarkan? Apa akibatnya?
Bantu anak menghubungkan tokoh idola dengan kehidupan nyata. Misalnya, "Kalau kamu mau sekuat dia, kamu juga  harus rajin  belajar dan olahraga."
Dengan cara ini, anak belajar untuk tidak hanya mengagumi, tetapi juga memaknai dan mengambil inspirasi positif.
baca bisa mulai tertarik pada buku. Ini adalah momen di mana imajinasi mulai memberi arah pada masa depan anak.
Dr. Sandra Russ, psikolog anak dari Case Western Reserve University, menyatakan bahwa bermain dan berimajinasi dengan tokoh fiksi justru membantu anak mengembangkan kreativitas, kemampuan sosial, dan regulasi emosi.
Ketika anak mengidolakan karakter fiksi, sebenarnya mereka sedang menyusun versi terbaik dari dirinya sendiri. Mereka belajar bermimpi, berjuang, dan mengenali nilai hidup dari tokoh-tokoh yang mereka kagumi.
Tugas kita sebagai orang dewasa bukan mematikan imajinasi itu, tapi mendampingi dan mengarahkan, agar tokoh idola bukan hanya hadir di layar, tapi juga menginspirasi anak menjadi pahlawan dalam hidupnya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI