Mohon tunggu...
Rizky Priambodo
Rizky Priambodo Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Negeri Jakarta

"Look deep into nature, and then you will understand everything better - (Albert Einstein)"

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pelatihan Pembuatan Sabun Cair Minyak Atsiri Serai di Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur

13 September 2023   00:21 Diperbarui: 13 September 2023   00:23 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia berdampak pada perubahan perilaku bagi masyarakat Indonesia, walaupun pemerintah sudah mencabut status pandemi tersebut. Kesadaran pemakaian masker sebagai bagian dari kebiasaan baru di masa pandemi, juga masih terus dilakukan oleh sebagian orang. Kebiasaan mencuci tangan juga merupakan suatu kebiasaan baru yang masih terus dilakukan oleh banyak pihak. Mencuci tangan bukan lagi hanya dilakukan saat sebelum makan, namun kebiasaaan mencuci tangan dilakukan setelah orang selesai beraktivitas di luar rumah. Penyediaan area mencuci tangan juga sudah sangat lazim ditemukan di berbagai tempat publik, seperti taman, stasiun, halte, pusat perbelanjaan, pasar tradisional, rumah makan, dan area publik lainnya. Sabun cair menjadi media yang paling sering ditemukan pada area mencuci tangan tersebut. Sabun cair dirasa cukup praktis dalam penggunaannya dan cukup efektif menjaga higienitas saat mencuci tangan.

Minyak atsiri/essential oil/volatile oil merupakan salah satu minyak nabati yang berasal dari bagian pada suatu tumbuhan, seperti akar, batang, daun, dan bunga. Minyak atsiri memiliki struktur larutan yang relatif pekat pada suhu ruang, namun sangat rentan menguap (volatile) sehingga memiliki aroma khas. Minyak atsiri memiliki berbagai manfaat, diantaranya adalah sebagai senyawa antibakteri, antifungi, anti inflamasi, serta antiviral. Hal tersebut disebabkan karena kandungan yang terdapat pada minyak atsiri, antara lain geraniol, geranil asetat, limonene, myrcene, citral, citronellol, citronellal, piperitone, dan lain-lain. Penggunaan minyak atsiri dapat diaplikasikan dalam berbagai produk sebagai pemberi aroma produk tersebut. Pemanfaatan minyak atsiri sebagai bahan tambahan dalam pembuatan sabun cair dapat dilakukan untuk meningkatkan manfaat dari sabun cair.

Salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri adalah Cymbopogon citratus atau yang dikenal juga dengan nama serai dapur. Tanaman ini sering digunakan sebagai bumbu dapur, namun serai dapur dapat diambil minyaknya untuk berbagai macam kegunaan. Minyak atsiri pada serai didapatkan dari daun serta batangnya melalui proses distilasi atau penyulingan. Minyak atsiri serai dapat dijadikan sebagai bahan tambahan dari pembuatan sabun cair karena selain memiliki aroma yang harum juga dapat berguna sebagai zat antibakteri.

Kegiatan pelatihan pembuatan sabun cair minyak atsiri serai kepada warga Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur telah dilakukan pada hari Minggu, 06 Agustus 2023. Kegiatan tersebut merupakan salah satu topik pelatihan dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan program Pengabdian pada Masyarakat (P2M) dari dosen Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta. Bapak Rizky Priambodo, M.Si. merupakan dosen penanggung jawab untuk topik pelatihan pembuatan sabun cair minyak atsiri serai. Bapak Rizky Priambodo, M.Si. dibantu oleh 4 orang mahasiswa Prodi Biologi FMIPA UNJ untuk melakukan pelatihan pembuatan sabun cair minyak atsiri serai kepada warga, yaitu Maria Stefany, Nurhaliza Putri Nabila, Viona Windhianty, dan Wahidatul Azizzah. Tim tersebut dinamakan Kamijara, yang merupakan nama lain dari serai dalam bahasa Jawa.

Kegiatan dihadiri oleh sekitar 40 orang warga RT.004/RW.009 Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Kegiatan diawali dengan pemberian materi berupa penjelasan tentang latar belakang dan manfaat sabun cair minyak atsiri oleh Bapak Rizky Priambodo, M.Si. kemudian dilanjutkan dengan penjelasan materi tentang cara pembuatan sabun cair minyak atsiri serai oleh 4 orang mahasiswa dari tim Kamijara. Setelah presentasi materi selesai dilakukan, warga diarahkan untuk menuju meja yang telah disiapkan untuk memulai pelatihan pembuatan sabun cair minyak atsiri serai. Pembuatan minyak atsiri diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Tidak lupa pemakaian masker dan sarung tangan juga diperlukan, untuk menghindari kontak langsung dengan bahan atau uap yang dihasilkan dari proses pembuatan sabun cair. Alat yang digunakan tidak boleh mengandung bahan aluminium, karena dapat bereaksi dengan salah satu bahan pembuatan sabun cair yaitu kalium hidroksida (KOH). Pembuatan sabun cair dilakukan di tempat dengan sirkulasi udara yang baik, untuk menghindari adanya penumpukan uap hasil reaksi bahan pembuat sabun cair. 

Dokpri
Dokpri

Pembuatan sabun cair minyak atsiri serai dilakukan dengan target pembuatan pada skala rumah tangga, sehingga alat dan bahan yang digunakan menyesuaikan dengan kondisi warga pelatihan. Proses pembuatan sabun diawali dengan pembuatan larutan KOH, yaitu campuran antara bubuk kalium hidroksida (KOH) dengan air. Larutan tersebut dicampurkan dengan minyak goreng, lalu diaduk hingga kemudian terjadi perubahan struktur larutan menjadi lebih kental. Proses pengadukan larutan dapat dilakukan secara manual menggunakan pengaduk adonan ataupun menggunakan hand blender. Campuran yang sudah mengental disebut sebagai pasta sabun dan dapat disimpan sebagai stok untuk membuat sabun cair. Proses selanjutnya untuk membuat sabun cair adalah mencampurkan pasta sabun dengan air. Jumlah air yang digunakan disesuaikan dengan keinginan viskositas/kekentalan sabun cair yang diinginkan. Jika menghendaki sabun cair dengan tekstur yang agak kental, air yang digunakan harus lebih sedikit daripada pasta sabun, demikian pula sebaliknya. Campuran dari pasta sabun dan air selanjutnya ditambahkan dengan gel aloe vera sebagai bahan pelembab dan larutan minyak atsiri serai sebagai bahan pewangi serta tambahan zat antibakteri. Jika seluruh bahan sudah tercampur merata dan sempurna, sabun cair perlu didiamkan setidaknya 2x24 jam dan belum dapat langsung digunakan karena masih harus memastikan seluruh reaksi kimia sudah stabil dan residu reaksi kimia sudah hilang.

Dokpri
Dokpri

Tim Kamijara sudah menyiapkan sabun cair minyak atsiri serai yang sudah siap digunakan untuk dicoba pada saat pelatihan. Proses pelatihan berlangsung sangat interaktif dan menarik karena warga berpartisipasi aktif dalam pelatihan pembuatan sabun cair minyak atsiri serai. Warga juga sangat menyukai aroma dan tekstur sabun cair minyak atsiri serai yang mereka gunakan untuk mencuci tangan. Ibu Ninik, salah satu warga yang mengikuti pelatihan, mengungkapkan bahwa aroma yang dihasilkan oleh sabun cair minyak atsiri serai sangat harum dan menyegarkan. Selain itu, sensasi kulit pasca mencuci tangan juga terasa nyaman, lembut, dan bersih. Warga sangat antusias untuk membuat sabun cair minyak atsiri serai yang dapat digunakan dalam lingkup rumah tangga. Warga sangat senang dan berterima kasih atas pelatihan yang telah dilaksanakan oleh tim Kamijara dari Prodi Biologi FMIPA UNJ. Mereka berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai di sini dan dapat dilakukan pada waktu yang akan datang dengan topik lain yang memiliki nilai kebermanfaatan yang sama.

Dokpri
Dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun