Pendekatan ini menekankan pada pencegahan dan pemberdayaan, bukan penghukuman. Pemprov percaya, ketika ruang tumbuh tersedia, kenakalan remaja bisa ditekan secara alami.
Sementara Itu di Jawa Barat...
Sebaliknya, di Jawa Barat, program barak militer sudah mulai diterapkan. Meski berada di bawah pengawasan militer, KDM menegaskan bahwa program ini bukan hukuman. Kegiatan belajar tetap berlangsung dengan guru dari sekolah, kehadiran psikolog, guru bimbingan konseling, bahkan ustadz yang rutin memberikan ceramah motivasional. Berbagai pihak memberikan tanggapan terhadap program ini. Kepala Pusat Kajian Opini (PCO), Hasan Nasbi, menyarankan evaluasi menyeluruh terhadap dampak jangka panjangnya. Menteri HAM Natalius Pigai bahkan membuka kemungkinan program ini diterapkan secara nasional jika terbukti efektif. Namun, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro memberi catatan kritis: mengirim siswa ke barak militer dinilai tidak sejalan dengan prinsip-prinsip pembinaan anak dan hak asasi manusia.
Dua Pendekatan, Satu Tujuan
Baik Jakarta maupun Jawa Barat memiliki tujuan yang sama yaitu menata kembali arah masa depan anak-anak bangsa. Namun, keduanya menempuh jalan yang berbeda. Jakarta percaya bahwa anak muda bukan untuk dihukum, tetapi untuk difasilitasi dan diberdayakan. Dengan menempatkan mereka dalam ruang-ruang yang aman, produktif, dan inspiratif, Jakarta ingin membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari kepercayaan terhadap potensi setiap individu muda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI