Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Martabak Telur dan Martabak Manis selalu dijual dalam satu gerobak? Satu bercita rasa gurih, sementara yang lain manis menggoda. Apakah ini sekadar kebetulan atau ada alasan di baliknya? Ternyata, jawabannya lebih menarik dari yang kita kira!
Sejarah mencatat bahwa Martabak Telur berasal dari India, dibawa oleh pedagang Muslim yang menyebarkan kuliner khas mereka ke berbagai penjuru dunia. Kata "Martabak" sendiri berasal dari bahasa Arab "Mutabak," yang berarti terlipat yang menggambarkan bentuk makanan ini yang khas. Di sisi lain, Martabak Manis berasal dari Tiongkok, lebih tepatnya dari budaya Hoklo Hokkian, dan awalnya dikenal dengan nama "Hoklopan," yang berarti kue khas orang Hoklo. Seiring waktu, makanan ini berkembang di Indonesia dengan modifikasi rasa dan tekstur yang lebih lembut dan legit.
Lalu, mengapa akhirnya keduanya dijual dalam satu gerobak? Jawabannya simpel yaitu strategi dagang. Dengan menawarkan dua pilihan rasa yang berbeda gurih dan manis, penjual bisa menarik lebih banyak pelanggan, meningkatkan keuntungan, dan mengakomodasi berbagai selera. Ini adalah perpaduan budaya yang bukan hanya menggoyang lidah, tetapi juga menguntungkan secara bisnis.
Jadi, lain kali saat Anda menikmati sepiring Martabak Telur atau Martabak Manis, ingatlah bahwa makanan ini adalah bukti nyata dari akulturasi budaya yang melebur dalam satu gerobak. Dan yang lebih penting, mereka ada untuk satu tujuan utama yaitu untuk membuat kita semakin kenyang dan bahagia. Kalau harus memilih, Anda tim Martabak Telur atau Martabak Manis?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI