Mohon tunggu...
Rizky Nur Arifin
Rizky Nur Arifin Mohon Tunggu... Lainnya - Rizky

Mahasiswa Prodi Teknologi Informasi UIN WS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkuat Moderasi Beragama di Tengah Keberagaman Agama

2 Desember 2021   19:51 Diperbarui: 2 Desember 2021   20:00 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi saat webinar berlangsung

Mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh studi doktoral di India dan juga aktif membuat konten di channel YouTube miliknya, Pak Mohd. Agoes Aufiya bersilaturahmi dengan mahasiswa UIN Walisongo Semarang dalam sebuah acara webinar yang diadakan secara virtual bertema "Penguatan Moderasi Beragama Bagi Generasi Milenial di Tengah Pandemi Covid-19", pada Sabtu (23/10). 

Dalam webinar tersebut, Pak Agoes bercerita tentang moderasi beragama yang terjadi di salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia melebihi jumlah penduduk di negara asalnya, yakni India. 

"India merupakan negara dengan jumlah penduduk 1,2 miliar yang menjadikan India sebagai negara terpadat kedua di dunia setelah China, kemudian di urutan ketiga dan keempat ialah negara Amerika Serikat dan Indonesia," ungkap Pak Agoes saat webinar berlangsung, Sabtu (23/10). 

Dengan jumlah penduduk yang sangat besar, agama yang diakui disana juga sangat beragam, hal ini membuat Pak Agoes merubah cara pandangnya menjadi seorang muslim moderat. Sebab, umat Islam di sana adalah minoritas, yaitu sekitar 14 persen dari 1,2 miliar atau sekitar 200 juta. 

"Jika orang Indonesia ditanya berapa agama yang diakui di Indonesia, jawabannya mudah yaitu ada enam agama. Tapi, jika orang India ditanya seperti itu, jawabannya tidak tentu karena agama yang diakui di India sangat beragam," ucap Pak Agoes. 

Menurut Pak Agoes, sebagai seorang Muslim yang tinggal di negara dengan penduduk Muslim sebagai minoritas, ia mengaku sering mendapat stigma negatif dari lingkungan pada awalnya. 

"Di India saat ini, Islamic Phobia masih muncul sesekali dan tidak sedikit di mana umat Hindu masih menganggap Muslim sebagai anti nasionalis, juga sebagai bagian dari kelompok teroris," terangnya.

Itulah yang bisa dikatakan sebagai ujian berat bagi umat Islam di India. Kalau tidak bisa menjaga moderasi beragama, tidak bisa adil sebagai mayoritas terhadap minoritas berdasarkan agama dan hukum, maka tidak bisa menjadi contoh yayangyayangngng baik, dan tidak bisa menciptakan apa yang disebut kemajuan.

"Kadang saya berpikir, kenapa di Indonesia ada konflik antara agama dan Pancasila, mungkinkah ada pihak asing atau kelompok bangsa yang ingin menghancurkan atau memecah belah rakyat sehingga tidak bisa maju dan berpikir lebih jauh karena sebelumnya kita dicoba untuk dibentrokkan antara kelompok Muslim dan non-Muslim misalnya," ujar pemilik channel YouTube dengan 550 ribu subscriber itu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun