Mata lelah rajai malam seperti biasa
Tatap nanar pada dua buah hati pelipur lara
Dua jiwa perantara dia ada di tiap waktunya
Reguk manis hari perwakilan semua rasa
Malam masih panjang di hening tangga asa
Termenung tentang wajah sayu keduanya
Terlelap berdua berpegangan tangan berbalut jaket tebal
Pertanda dingin menyerang sendi dan tulang yang semakin menua
Matanya masih tertuju pada wajah penuh kasih sayang itu
Apalagi yang bisa dilakukan
Sedangkan hari-hari berlalu dengan penuh sahaja dan kekurangan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!