"Iya iya aku insyaa Allah hadir ya." Rani tersenyum mendengar ucapan Sisi.
"Aku mau cerita Si, mau minta pendapat kamu juga."
"Boleh. Cerita aja Ran."
"Dua minggu yang lalu ada yang mengkhitbah aku."
"Masyaa Allah, beneran Ran? Selamat ya."
"Oh No. Masalahnya Aku belum tau sifat dan sikapnya luar dalam. Aku masih ragu sehingga belum bisa mengatakan Yes pada keluargaku." Sisi menatap Rani tak menyangka teman-temannya satu demi satu sudah jelas jalan hidupnya.
"Bukankah keluargamu lebih paham dan sudah memutuskan?"
"Benar Si, tapi hatiku ragu. Aku takut menyesal jika salah dalam memutuskan hal penting ini."
"Istikharah Ran."
"Sudah, namun bukan dia. Bukan dia Si." Rani bingung dan semakin cemas.
"Jangan cemas, jika masih ragu Sholat lagi, minta petunjuk Allah terus. Istighfar memohon yang terbaik."