Berdasarkan kesepakatan forum tertinggi dunia, yakni perserikatan bangsa-bangsa, bahwa pembangunan di masa mendatang haruslah pembangunan yang berkelanjutan. Hasil dari forum ini dirumuskan dalam konsep SDGs 2030, atau sustainable development goals, Â suatu kampanye global yang mensyaratkan negara-negara di dunia meninggalkan sektor ekonomi yang tidak berkelanjutan dan menggantikannya dengan sektor yang lebih berkelanjuta. Harapannya pada 2030, tujuan-tujuan di dalam SDGs ini dapat ditunaikan dalam bentuk nyata. Salah satu daerah di Indonesia yang sedang memikirkan tujuan ini ialah Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.
      Bupati Berau, H. Muharram menjadi tokoh pelopor yang menghendaki bila masa depan ekonomi Berau, ialah ekonomi yang mengandalkan sektor pariwisata dan mulai meninggalkan sektor pertambangan. Hingga hari ini sektor pertambangan di Berau masih menjadi andalan kabupaten Berau karena porsinya terhadap pendapatan daerah yang tinggi. Namun ke depan, Bupati Muharram mulai menggalakan pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata.
       Komitmen ini dapat dilihat dari kehdairan Bupati Berau, H. Muharram di pentas musik dan tari tradisonal bertajuk Maglami-lami Bajau di Pulau Derawan. Menurutnya Berau, memiliki potensi pariwisata yang luar biasa besar seperti wisata alam dan wisata tradisi dan budaya. Bupati Berau juga beralasan bila sektor pariwisata memiliki multiplier effect yang lebih besar, karenanya ekonomi warga akan lebih terangkat, bila sektor pariwisata terus dikembangkan dan dikelola dengan baik. Bupati Berau adalah salah satu bupati visioner yang berani meninggalkan sektor tidak berkelanjutan menjadi sektor berkelanjutan. Harapannya lebih banyak lagi kepala daerah yang bergantung pada sektor pertambangan, mengikuti jejak Bupati Berau.