Mohon tunggu...
Muhammad Rizki Syaefullah
Muhammad Rizki Syaefullah Mohon Tunggu... MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010104 | FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS |

Muhammad Rizki Syaefullah (43223010104) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana, Dengan nama dosen Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey

14 Oktober 2025   22:15 Diperbarui: 15 Oktober 2025   10:27 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menafsirkan Simbol dan Ekspresi dalam Akuntansi 

Dilthey mengajarkan bahwa kehidupan manusia selalu mengekspresikan dirinya melalui simbol. Dalam akuntansi, kita perlu mengembangkan kepekaan untuk membaca simbol-simbol ini: 

  • Angka sebagai simbol kehidupan dan makna existensial: 

Angka "0" dalam saldo kas bukan sekadar fakta matematis, tetapi bisa menjadi simbol kegelisahan eksistensial, kehilangan kontrol atas hidup, ancaman kebangkrutan moral, atau bahkan representasi dari kegagalan hidup bagi seorang pengusaha yang identitasnya terikat dengan kesuksesan bisnis. 

"Laba bersih positif" bisa menjadi simbol kebanggaan, pencapaian yang dirayakan, pembuktian diri kepada dunia, atau sebaliknya beban tanggung jawab yang berat untuk mempertahankan performa di periode berikutnya. 

"Utang" bisa disimbolkan sebagai "beban dosa" yang harus dibayar dengan pengorbanan dan kerja keras, atau sebaliknya sebagai "kepercayaan" yang diberikan kreditor---bentuk pengakuan terhadap kredibilitas. 

Trend naik-turun dalam grafik bisa disimbolkan sebagai "ritme kehidupan"---pasang surut yang wajar dan natural, atau tanda instabilitas yang mengkhawatirkan yang memerlukan intervensi. 

  • Ritual administratif sebagai ekspresi nilai dan makna sosial: 

Proses audit tahunan bisa dipahami sebagai ritual "pembersihan moral"---momen sakral di mana organisasi mempertanggungjawabkan diri, mengakui kesalahan, "membersihkan dosa-dosanya", dan memulai periode baru dengan slate yang bersih dan komitmen yang diperbaharui. 

Rapat pemegang saham bisa dipahami sebagai ritual "pengakuan dan pengampunan"---momen di mana manajemen mengakui pencapaian dan kegagalan, meminta kepercayaan untuk periode berikutnya, dan pemegang saham memberikan atau menahan "pengampunan" mereka melalui keputusan untuk mempertahankan atau mengganti manajemen. 

Closing books di akhir periode bisa dipahami sebagai ritual "penutupan bab kehidupan"---menandai akhir satu fase dan awal fase baru, semacam "kematian" dan "kelahiran kembali" periodik dalam siklus hidup organisasi. 

  • Bahasa akuntansi sebagai bahasa simbolik yang sarat makna: 

Istilah "neraca" atau "balance sheet" bukan hanya istilah teknis, tetapi simbol nilai filosofis tentang keseimbangan dan harmoni---keinginan fundamental manusia untuk menyeimbangkan hak dengan kewajiban, aset dengan liability, dunia eksternal dengan dunia internal. 

Istilah "going concern" mengekspresikan harapan eksistensial akan keberlangsungan hidup, keyakinan akan masa depan, atau sebaliknya kegelisahan mendalam akan kemungkinan kematian organisasi---tema eksistensial yang sangat manusiawi.

  •  Menerapkan Lingkaran Hermeneutik 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun