Nama :Muhammad Rizki Syaefullah
NIM : 43223010104
Mata Kuliah : Teori Akuntansi
Dosen : Prof. Dr. Apollo
Selama ini, akuntansi sering dipahami sebagai disiplin yang bersifat teknis dan objektif---sekadar proses pencatatan, pengukuran, dan pelaporan angka-angka keuangan secara sistematis. Namun, di balik deretan angka yang tampak kaku itu, tersimpan kisah manusia dengan segala nilai, perasaan, dan dilema moralnya. Akuntansi bukan sekadar ilmu tentang angka, tetapi juga tentang kehidupan yang dijalani, dipahami, dan dimaknai oleh manusia.Â
Dalam konteks inilah pemikiran Wilhelm Dilthey dan pendekatan hermeneutikanya menjadi relevan. Dilthey mengajarkan bahwa memahami manusia tidak bisa dilakukan dengan cara yang sama seperti memahami alam. Manusia harus dipahami dari dalam---melalui pengalaman hidup (Erlebnis), ekspresi makna (Ausdruck), dan proses pemahaman (Verstehen). Jika diterapkan dalam akuntansi, pendekatan ini menggeser fokus dari "apa yang terukur" menjadi "apa yang bermakna".Â
Pendekatan hermeneutik membuka cara pandang baru terhadap akuntansi: laporan keuangan bukan hanya kumpulan data, melainkan teks kehidupan yang mengekspresikan nilai, keputusan moral, dan tanggung jawab sosial para pelakunya. Setiap angka adalah hasil pilihan etis dan refleksi nilai, bukan semata hasil perhitungan matematis. Dengan demikian, memahami akuntansi berarti memahami manusia di baliknya---bagaimana mereka menafsirkan konsep laba, tanggung jawab, dan keadilan dalam konteks kehidupan nyata.
WHAT: Apa itu Hermeneutika Dilthey dalam Akuntansi?
Mengenal Hermeneutika dan Wilhelm Dilthey, Pernahkah Anda berpikir bahwa angka-angka dalam laporan keuangan sebenarnya bukan sekadar deretan nomor yang kering dan teknis? Bahwa di balik setiap pencatatan transaksi, ada cerita kehidupan manusia yang sedang bergulir? Inilah yang coba dijelaskan oleh Wilhelm Dilthey (1833-1911), seorang filsuf Jerman yang mengembangkan pendekatan hermeneutika untuk memahami kehidupan manusia.
Hermeneutika adalah seni dan ilmu menafsirkan makna. Bayangkan Anda sedang membaca puisi---Anda tidak hanya melihat kata-katanya, tetapi mencoba memahami perasaan dan maksud penulisnya. Dilthey membawa pendekatan ini lebih jauh: ia ingin kita memahami semua aspek kehidupan manusia dengan cara yang sama, termasuk kehidupan ekonomi dan akuntansi.
Dua Cara Mengetahui Dunia
- ilmu alam (Naturwissenschaften): Seperti cara kerja ahli fisika atau kimia---mengamati objek dari luar, mengukur, menghitung, dan mencari hubungan sebab-akibat. Contohnya: jika suhu air mencapai 100 derajat Celcius, maka air akan mendidih. Ilmu alam berfokus pada fenomena yang dapat diobservasi dan dijelaskan secara kausal.
- ilmu kemanusiaan (Geisteswissenschaften): Ketika memahami manusia---perasaan, motivasi, nilai-nilai---kita tidak bisa menggunakan cara yang sama. Kita harus masuk ke dunia batin mereka, merasakan apa yang mereka rasakan. Ilmu ini berfokus pada kehidupan batin dan makna yang hanya dapat dipahami melalui empati.
- Dilthey menggunakan metafora fisiologi versus psikologi. Fisiologi adalah seperti dokter yang memeriksa tubuh pasien dari luar: mengukur tekanan darah, melihat hasil rontgen. Psikologi adalah seperti psikolog yang memahami pengalaman batin pasien dari dalam. Pemahaman datang dari empati, bukan pengukuran objektif.