Mohon tunggu...
Rizki S
Rizki S Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Meneropong Masa Depan Bitcoin

7 Februari 2014   22:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:03 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata uang merupakan alat transaksi yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia modern saat ini, jauh sebelum zaman globalisasi merambah seluruh penjuru dunia, dalam bertransaksi manusia masih mengenal metode barter dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing. Namun sebagai sebuah individu tentu saja memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda-beda sehingga metode barter semakin sulit untuk diterapkan pada lingkungan yang semakin dinamis, sehingga pada akhirnya ditetapkanlah komoditas-komoditas tertentu yang dijadikan sebagai alat transaksi yang universal, salah satunya adalah emas. Dengan semakin dinamisnya masyarakat, bertransaksi menggunakan komoditas pun menjadi kurang efektif dan efisien sehingga diterbitkanlah uang fiat seperti yang kita gunakan saat ini. Mata uang fiat yang terkenal dan banyak digunakan saat ini antara lain adalah USD, GBP, dan EUR.

Bitcoin, the virtual money

Selain saya tulis di media ini, saya pun pernah membahas bitcoin dalam paper saya yang dapat anda baca di link ini. Munculnya mata uang virtual di tahun 2009 bernama Bitcoin merupakan inovasi terbaru dalam pemanfaatan dunia maya, berawal dari terbatas pada wadah membagikan informasi. Internet terus berinovasi menjadi wadah e-commerce dan terus berlanjut hingga mampu mewadahi virtual money. Kebebasan dan efisiensi merupakan salah satu alasan munculnya bitcoin, terbebas dari currency exposure risk dan dapat berpindah tangan dalam hitungan menit tanpa mengeluarkan transaction cost yang signifikan mendorong masyarakat untuk menggunakan mata uang ini sebagai media dalam bertransaksi. Booming mata uang ini pun dijadikan oleh para spekulator sebagai momentum untuk menambah pundi-pundi kekayaan, transaksi jual beli bitcoin yang semakin intensif telah menggeser mata uang ini perlahan  menjadi sebuah komoditas dagang ataupun investasi , di Indonesia sendiri bitcoin pun telah banyak diperjual belikan di situs-situs lokal seperti bitcoin.co.id . Hal ini patut disayangkan mengingat visi awal lahirnya bitcoin adalah sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi ekonomi.

Price Bubble ? Who Knows ?

Banyak kalangan telah menilai Bitcoin yang diperjual belikan di pasar saat ini telah memasuki fase bubble? Lantas apakah itu ? bubble adalah kondisi dimana harga pasar komoditas tersebut jauh diatas harga yang sesuai dengan kondisi fundamental komoditas tersebut. Hal yang paling ditakutkan dalam sebuah bubble adalah saat dimana harga tiba-tiba jatuh dan menyebabkan kerugian sangat besar yang akan diderita investor. Salah satu bubble yang terkenal adalah housing bubble di Amerika Serikat yang terjadi pada tahun 2008. Masifnya dampak krisis ini bahkan masih dapat dirasakan hingga sekarang akibat banyaknya institusi besar yang menjadi korban dari housing bubble tersebut. Kembali pada bitcoin, potensi bubble dari mata uang ini pun sempat terlihat di bulan desember tahun lalu, adanya aksi pemerintah Cina untuk melarang penggunaan bitcoin sebagai media transaksi sempat menurunkan harga bitcoin yang semula diperdagangkan di angka $1200/koin menjadi hanya bernilai $600/koin, dan hingga hari ini rata-rata harga bitcoin di tahun 2014 masih berada di kisaran antara $700-$800.

[caption id="attachment_310803" align="aligncenter" width="533" caption="Fluktuasi Harga Bitcoin"]

1391786203728842869
1391786203728842869
[/caption]

Lantas apakah potensi bubble pada bitcoindapat diprediksi sehingga kerugian yang signifikan dapat dihindari? Price Bubble dapat dihindari apabila ada financial model yang dapat digunakan untuk melakukan valuasi terhadap nilai suatu komoditas/mata uang. Sebagai contoh adalah melakukan valuasi nilai saham ataupun obligasi sebelum melakukan transaksi, dengan menggunakan berbagai variabel seperti pendapatan perusahaan ataupun coupon obligasi yang ditawarkan , maka calon investor dapat menilai harga wajar dari komoditas investasi sehingga kerugian yang signifikan dapat dihindari. Sayangnya hingga saat ini saya belum menemukan variable dan tools yang layak digunakan untuk memprediksi harga wajar Bitcoin dan dikhawatirkan ulah spekulator besar dalam mengatur harga bitcoin dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi mereka yang memiliki modal tipis.

Conclusion

Munculnya bitcoin membuktikan bahwa ketergantungan masyarakat akan dunia maya menjadi semakin besar, keuntungan untuk bertransaksi dengan cepat dan efisien menjadi pemicu booming nya bitcoin sebelum akhirnya spekulator mulai memanfaatkan momentum booming ini sebagai salah satu jalan untuk memperoleh kekayaan dalam waktu singkat. Hingga kini, masyarakat masih memiliki perspektif bitcoin sebagai komoditas dengan melihat perilaku pasar yang membeli bitcoin untuk memperoleh capital gain bukan sebagai mata uang seperti yang diinisiasi oleh founder dari mata uang ini.

Memang tidak ada salahnya memperoleh kekayaan dari capital gain, namun dibalik lonjakan harga yang signifikan dalam waktu yang singkat, potensi kerugian yang dimiliki oleh bitcoin pun dapat dikatakan cukup besar melihat tidak adanya tools yang layak untuk dijadikan sebagai media untuk melakukan valuasi nilai fundamental bitcoin sehingga bukannya tidak mungkin ulah spekulator dapat mengakibatkan bitcoin berada dalam posisi bubble dan potensi bubble burst menjadi semakin besar.

Adapun usaha bitcoin untuk menjadi mata uang universal tampaknya membutuhkan waktu dan jalan yang cukup terjal, mengingat di dunia ini boleh dikatan setiap negara memiliki mata uang yang unik dan tentu saja institusi-institusi keuangan negara tidak serta merta membuka tangan untuk bitcoin sebagai mata uang resmi yang dapat digunakan di negara tersebut mengingat mata uang lokal merupakan simbol kekuatan sebuah negara. Ketidakpastian hukum dan tidak adanya jaminan hukum atas peredaran bitcoin tampaknya akan membuat masyarakat berpikir ulang untuk memiliki bitcoin.

Momentum menambah kekayaan melalui bitcoin tampaknya memang masih terbuka lebar, terutama di Indonesia yang baru saja masuk dalam fase awal booming, namun ada baiknya anda selaku pemegang modal untuk bijak dalam mengalokasikannya untuk mencegah kerugian yang cukup besar dalam berinvestasi pada bitcoin.


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun