Mohon tunggu...
Rizki Fujiyanti
Rizki Fujiyanti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Universitas Pamulang

Rizki Fujiyanti, anak ketiga dari empat bersaudara. Hobi menulis sejak duduk di bangku SMP. Mahasiswi aktif Universitas Pamulang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kalimat Penanda atau Kalimat Baru?

2 Desember 2022   09:10 Diperbarui: 2 Desember 2022   16:18 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-"Apakah kau mendengar suara itu?" tanya Sarah dengan suara bergetar.

-"Tak akan kubiarkan kau melukainya!" pekik Rio seraya melepaskan bogem mentah ke pipi pemuda itu.

-"Seandainya aku bisa pergi ke pesta itu, mungkin aku akan menemukan pangeranku di sana," ucap Cinderella lirih.

Namun, misal diikuti oleh kalimat baru, diakhiri dengan titik dan untuk awal kalimat menggunakan kapital.

Contoh:

-"Apakah kau juga mendengar suara itu?" Gemetar hebat tangan Sarah berusaha menutup telinganya rapat-rapat.


-"Tak akan kubiarkan kau melukainya!" Bogem mentah dilepaskan Rio ke pipi pemuda itu.

-"Seandainya aku bisa pergi ke pesta itu, mungkin aku akan menemukan pangeranku di sana." Gadis berambut pirang itu tampak bersedih.

Yah, beginu (begini-begitu). Jadi,  kalau sudah pakai tanda tanya, tidak usah dikasih koma lagi. Saya sering menemukan yang begini: "Apakah kau mau ikut denganku?," tanya Rangga. Hal itu merupakan pemborosan tanda baca.

Bagaimana? Mudah, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun