Mohon tunggu...
rizki akbar
rizki akbar Mohon Tunggu... HR

Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Setiap Hari Macet Parah, Sawangan Layak disebut Jalan Neraka?

28 Agustus 2025   12:00 Diperbarui: 28 Agustus 2025   10:21 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap pagi, sebelum matahari benar-benar naik, saya sudah bersiap meninggalkan rumah di Sawangan. Tujuannya sederhana: tiba di kantor tepat waktu. Tetapi kenyataannya tidak sesederhana itu. Begitu roda kendaraan saya keluar dari gang menuju Jalan Raya Sawangan, antrean panjang sudah menunggu. Deretan mobil dan motor merayap pelan, klakson bersahut-sahutan, dan debu jalanan bercampur dengan asap knalpot.

Perjalanan yang seharusnya hanya memakan waktu 20--30 menit bisa berubah menjadi satu setengah jam, bahkan lebih. Rasanya hampir mustahil menebak kapan benar-benar bisa sampai. Yang membuat frustrasi, ini bukan kejadian sesekali. Hampir setiap hari, sejak bertahun-tahun lalu, kemacetan di Sawangan selalu menemani langkah kami yang mencari nafkah.

Banyak faktor yang memperparah kondisi ini. Angkutan umum sering berhenti sembarangan, pasar tumpah di pinggir jalan membuat arus kendaraan tersendat, dan di beberapa titik, kendaraan dari berbagai arah bertemu tanpa pengaturan yang jelas. Jalan Raya Muchtar, Jalan Raya Sawangan, hingga simpang Duren Mekar seakan menjadi "simpul penderitaan" bagi warga yang melintas.

Saya sering melihat wajah-wajah lelah pengendara motor yang terjebak di tengah antrean panjang. Ada yang menunduk pasrah, ada pula yang berusaha mencari celah sempit untuk bisa lolos lebih cepat. Semua berharap bisa tiba di tujuan tanpa terlalu banyak waktu terbuang di jalan.

Pemerintah kota memang sudah mencoba melakukan berbagai langkah: pelebaran jalan di beberapa titik, penempatan petugas untuk mengatur lalu lintas, bahkan wacana pembangunan jalan alternatif. Namun bagi kami, warga yang merasakan langsung di lapangan, hasilnya belum terasa signifikan. Macet tetap macet.

Sebagai warga Sawangan, saya hanya bisa berharap ada solusi yang benar-benar nyata. Transportasi massal yang layak, penataan angkutan umum, dan pembangunan infrastruktur jalan yang seimbang dengan pertumbuhan perumahan di wilayah ini. Kami butuh langkah konkret, bukan hanya janji.

Sampai hari itu tiba, rutinitas macet setiap pagi dan sore sepertinya akan terus menjadi bagian dari kehidupan kami di Sawangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun