Mohon tunggu...
Rizki AgistaNugraha
Rizki AgistaNugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Highly motivated student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Meningkatkan Minat Baca SDN Bojongherang dengan Program Pohon Literasi Melalui KKN Tematik UPI

16 Oktober 2021   19:02 Diperbarui: 16 Oktober 2021   19:24 2927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi COVID-19 sudah berusia satu tahun lebih semenjak awal kemunculannya di Indonesia pada tahun 2020 lalu. Pandemi yang memakan korban jutaan penduduk dunia ini tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga mempengaruhi berbagai sektor seperti perekonomian, sosial, pendidikan dan sektor lainnya. 

Dalam upaya menanggulangi penyebarannya yang masif, pemerintah beberapa kali mengeluarkan kebijakan yang terimplikasi pada aktivitas sehari-hari seperti lockdown, PSBB, PPKM dan kebijakan yang merumahkan kegiatan masyarakat lainnya. 

Namun kebijakan yang dikeluarkan tidak selamanya memiliki dampak menguntungkan bagi keberlangsungan beberapa sektor, termasuk sektor pendidikan. 

Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan semenjak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19. 

Salah satu isinya adalah untuk melaksanakan aktivitas pendidikan secara daring atau lebih familiar dengan sebutan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). PJJ ditetapkan bukan hanya pada satu jenjang pendidikan melainkan seluruh jenjang mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

Perubahan dari tatap muka menjadi daring ini memungkinkan berakibat pada penurunan tingkat pemahaman siswa dikarenakan keterbatasan ruang interaktif, terlebih lagi tidak semua siswa memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukan proses pembelajaran daring.  

Di sisi lain, kendala yang terjadi tidak serta merta hanya dirasakan oleh siswa, namun juga dialami oleh tenaga kependidikan, khususnya adalah guru. 

Tugas dari seorang guru bukanlah sekadar transfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi seorang guru perlu menentukan strategi belajar yang tepat dan dapat diterima oleh siswa yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda. 

Dengan proses pembelajaran daring yang terbatas ruang dan waktu tentu kendala ini semakin bertambah sulit. Dalam mengembangkan strategi yang diperlukan untuk mengajar dan belajar secara online agar sukses membutuhkan pemahaman tentang gaya belajar dan bagaimana mereka (siswa) dapat ditangani dengan baik di lingkungan online (Purwanto, et al., 2020). Selain aktivitas belajar mengajar, kegiatan sekolah lainnya yang terhambat adalah kegiatan literasi. 

Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dalam penguasaan literasi, Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara dan hasil survei penilaian siswa pada Programme for International Student Assessment (PISA) 2015 menunjukan bahwa Indonesia berada pada urutan ke 64 dari 72 negara. Rendahnya kompetensi literasi ini menjadi permasalahan yang krusial dan memerlukan penanganan khusus untuk memecahkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun