Mohon tunggu...
La BolonG
La BolonG Mohon Tunggu... Penulis

_

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kuyang Part 4 : "Bayi Yang Membawa Bayang".

12 April 2025   13:39 Diperbarui: 12 April 2025   13:39 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Bayi yang Membawa Bayang

Sejak malam purnama itu, Desa Lamut tak lagi sama. Warga jadi sering mendengar suara tangisan di antara pepohonan, meskipun tak ada seorang pun di sana. Kambing dan ayam menghilang satu per satu. Dan sungai? Airnya yang dulu jernih kini keruh, berwarna kecokelatan, seperti menyimpan rahasia yang tak ingin disentuh.

Bu Lestari mulai bermimpi aneh. Dalam tidurnya, ia melihat Mira berdiri di tepi sungai dengan wajah pucat, mendendangkan lagu nina bobo dalam bahasa yang tidak ia mengerti. Di pelukannya, sang bayi menatap kosong, dan dari matanya mengalir darah.

Pagi harinya, Bu Lestari mendatangi rumah Mira. Tapi rumah itu kosong. Sepi. Pintu terbuka sedikit, berderit ditiup angin. Di lantai, ada jejak kaki kecil... tapi bukan jejak bayi. Jari-jarinya terlalu panjang, dan tiap jejak diikuti tetesan darah.

Pak Ranu dipanggil. Ia membawa semacam pendulum dari akar bajaka, dan ketika alat itu berputar liar di depan rumah, wajahnya mengeras.

"Mereka dibawa," katanya singkat. "Ke tempat asal kekuatan itu... ke Sungai Petak Mati."

Sungai Petak Mati adalah bagian sungai yang berhenti mengalir  tak ada arus, tak ada riak. Airnya pekat, dan dipercaya sebagai tempat roh kuyang mengikat janji.

Bu Lestari dan Pak Ranu memutuskan pergi malam itu juga, membawa segala perlindungan: garam, doa, sesajen, dan semangat nekat. Di tengah hutan, mereka melihat sosok Mira atau sesuatu yang menyerupainya berdiri di tepi sungai, menyusui bayinya yang diam... terlalu diam.

Mira menoleh perlahan. Matanya tidak berkedip.

"Dia milik darahku," bisiknya.

"Mak Ijah memilihku... dan sekarang dia memilih anakku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun