Mohon tunggu...
La BolonG
La BolonG Mohon Tunggu... Penulis

_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Walid"

11 April 2025   10:12 Diperbarui: 11 April 2025   10:12 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Walid

Di balik sorban dan jubah putih bersih,
terselip lidah ular berbisa,
mengaku sebagai Imam Mahdi,
menawarkan surga dalam genggaman fana.

Jihad Ummah kau dirikan megah,
bukan sebagai jalan cahaya,
melainkan labirin gelap penuh muslihat,
di mana jiwa-jiwa tersesat tanpa arah.

Baiduri, bunga muda yang dipaksa mekar,
dalam taman berduri ajaranmu,
menyaksikan pernikahan tanpa cinta,
ritual-ritual yang mencemari makna suci.

Hambali, darah dagingmu sendiri,
pulang dengan nurani terbuka,
melihat retakan dalam cermin iman,
berjuang meruntuhkan tirani dusta.

Walid, namamu bergema dalam doa,
bukan sebagai panutan,
tapi peringatan bagi mereka yang mencari,
bahwa iman tak lahir dari paksaan,
dan kebenaran tak butuh topeng kesalehan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun