Mohon tunggu...
rizke handayani
rizke handayani Mohon Tunggu... Mahasiswi

Mahasiswi Jurusan Akuntansi Perpajakan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pajak Digital: Kamu Bayar Pajak Setiap Streaming, Tapi Nggak Pernah Ngerasa?

19 Juni 2025   00:20 Diperbarui: 19 Juni 2025   00:17 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dua pasangan sedang menonton. Sumber : Paxels free stock photo, photo by : Anastasia Shuraeva

Di era sekarang, siapa sih yang nggak langganan Spotify, Netflix, atau hobi checkout di e-commerce? Tapi pernah nggak kepikiran, kalau setiap kali kamu nonton drama Korea, dengerin lagu, atau top up game, kamu sebenarnya sudah bayar pajak?
Yes, itu namanya Pajak Digital. Dan kabar baiknya: kamu udah ikut berkontribusi ke negara, meskipun mungkin kamu nggak sadar.

Pajak Digital, Emang Ada?

Ada banget. Pemerintah Indonesia sejak 2020-an udah mulai serius narik Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11% buat layanan digital luar negeri. Jadi platform kayak Netflix, Disney+, Spotify, bahkan Steam dan App Store, semuanya udah kena pajak kalau beroperasi di Indonesia.

Tapi karena dipotong langsung, kita sebagai pengguna sering nggak ngerasa. Padahal jelas-jelas tertera di struk tagihan langganan. Contoh: Netflix langganan Premium harga aslinya Rp186.000, tapi kamu bayar Rp206.000. Nah, selisihnya itu pajak.


Kenapa Harus Ada Pajak Digital?

Sederhana: biar adil.

Dulu, yang buka usaha fisik kayak toko, bioskop, atau warnet, kena pajak. Tapi platform digital dari luar negeri bebas beroperasi tanpa kontribusi. Padahal mereka juga dapet penghasilan dari pengguna Indonesia.

Dengan pajak digital, pemerintah pengen bikin lapangan persaingan yang lebih seimbang antara bisnis lokal dan global. Dan tentu aja, buat nambah penerimaan negara.


Tapi Apa Dampaknya Buat Kita?

Secara langsung: ya biaya langganan atau pembelian jadi sedikit lebih mahal. Tapi kalau dipikir lagi, nggak ada perubahan yang terlalu signifikan. Dan secara nggak langsung, kita juga ikut bantu pembiayaan infrastruktur, pendidikan, dan layanan publik.

Yang penting adalah kita melek. Kita sadar bahwa hidup di era digital bukan cuma soal update tren, tapi juga ngerti bagaimana sistem ekonomi dan pajak bekerja di balik layar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun