Perkembangan teknologi informasi saat ini sangatlah pesat. Munculnya sosial media memberi implikasi yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Bagaimana tidak? Saat ini semua orang tidak bisa terlepas dengan adanya sosial media yang membuat hubungannya menjadi lebih dekat. TikTok dan Instagram saat ini merupakan media sosial yang memiliki banyak pengguna. Dalam media sosial tersebut kita sebagai user diberikan kebebasan untuk mengunggah konten yang kita buat sesuai dengan kreatifitas masing -- masing. Â Salah satu content yang sering muncul ialah A Day In My Life.
A day in my life merupakan sebuah konten gambaran kegiatan sehari -- hari seseorang yang diabadikan melalui foto atau video yang menggunakan narasi kemudian dibagikan secara luas di media sosial. Konten ini sebelumnya telah popular di platform YouTube. Namun, seiring berkembangnya media sosial para content creator mulai mengunggah kontennya pada media sosial seperti Instagram dan TikTok pada baru -- baru ini. Pasalnya pada Instagram dan TikTok kita akan disuguhkan dengan video pendek berdurasi maksimal tiga menit sehingga tidak membuat penonton menjadi bosan.
Dalam konsep konten A Day In My Life membagikan cerita kehidupan sehari -- hari para content creator mulai dari bangun tidur, beraktfitas, bekerja, hingga kembali tidur semuanya akan direkam dan dibagikan di media sosial. Konsep ini membuat batasan antara ruang privasi yaitu apa yang harusnya sebagai konsumsi pribadi dengan apa yang seharusnya dikonsumsi oleh publik telah kabur. Aktifitas mulai dari bangun tidur yang biasanya hanya dilihat oleh orang terdekat, saat ini dengan mudah dibagikan untuk dijadikan konsumsi publik.
Konsep konten A Day In My Life bagi setiap individu atau content creator terdapat maksud untuk mengedukasi, menginspirasi, bahkan untuk sekedar menghibur. Salah satu content creator yaitu Nadya Shavira, pemiliki akun TikTok @ndshvv ini sering membagikan konten yang berisi tentang kesehariannya. Salah satu kontennya yaitu berisi tentang pendapatan atas penjualan produk skincare miliknya. Bagi beberapa individu konten tersebut seharusnya tidak harus dibagikan pada publik karena ia membagikan informasi pribadi tentang kekayaannya. Â Namun, perlu digaris bawahi bahwa hal tersebut melampaui batas privasi atau tidak tergantung pada bagaimana perspektif masing -- masing individu yang bersifat subjektif.
Sebagai seorang content creator harus mampu mengatur batasan antara ruang privasi dan ruang publik dengan memperhatikan apa yang seharusnya layak untuk dibagikan dan apa yang seharusnya dijaga sebagai hak privasi masing -- masing. Hal ini terkait dengan etika, penghargaan terhadap privasi, serta bagaimana informasi pribadi akan disebarkan untuk konsumsi publik. Dalam konsep teori manajemen privasi komunikasi juga dijelaskan bahwa setiap orang memiliki hak atas informasi pribadinya (Petronio dalam (Saidah, 2021). Di era  digital ini kita harus selalu mempertimbangkan implikasi dari setiap tindakan yang kita lakukan.Â
Dalam manajemen privasi komunikasi yang digagas oleh Petronio dikenal istilah boundary dimana adanya batasan dalam informasi pribadi yang perlu dibagikan dengan orang lain dan sebatas diketahui oleh diri sendiri (Saidah, 2021). Penelitian yang dilakukan oleh Halomoan Harahap dan Arifin Saleh mengenai informasi pribadi yang tidak seharusnya dibagikan dalam media sosial diantaranya yaitu identitas pribadi, aib, sara, ujaran kebencian, pornografi, bermesraan dengan pasangan, geotag aktivitas, hingga kekayaan yang dimiliki, dan kepercayaan atau agama (Harahap & Harahap, 2021).
Sudah seharusnya para content creator mengevaluasi isi konten yang akan dibagikan pada publik. Menetapkan batasan pribadi dengan megibaratkan dirinya sebagai audiens apakah dirasa nyaman dengan membagikan cerita atau informasi pribadi miliknya. Meningkatkan kesadaran pentingnya boundary dalam konteks digital ini sangatlah penting, meskipun setiap individu memiliki batas toleransi yang berbeda. Sebagai seorang audiens juga harus bisa menghargai batasan -- batasan mengenai informasi yang disampaikan oleh para content creator yang kemungkinan itu merupakan bagian kecil dari kisah ceritanya yang bertujuan untuk memotivasi atau mengdeukasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI