Mohon tunggu...
Rizka NoviaAtmadani
Rizka NoviaAtmadani Mohon Tunggu... Dosen - A Lecturer and A Student

Currently, study at the University of Ahmad Dahlan Yogyakarta - Doctoral Program- Science of Pharmacy Daily activity me as a lecturer at the University of Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Peran Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan

26 April 2022   09:10 Diperbarui: 26 April 2022   09:14 6936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Gambar Al Kindi via CNN Indoneisa

Pengertian Ilmu Pengetahuan menurut Prof. Darwis A. Soelaiman, Ph.D dalam sebuah bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu Pengetahuan (Perspektif Barat dan Islam) (2019:26) adalah keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis. Sedangkan Pengetahuan dan Ilmu ternyata memiliki pengertian yang berbeda. Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui. Ilmu adalah pengetahuan, namun pengetahuan belum tentu merupakan ilmu, sebab pengetahuan dapat diperoleh daengan atau tanpa metode ilmiah, yang artinya dapat diperoleh melalui pengalaman dalam kehidupan sehari-hari manusia. Ilmu selalu diperoleh dengan adanya metode ilmiah dan dengan menggunakan metode berpikir deduktif dan induktif. Deduktif adalah cara mengemukakan ide pokok dari umum atau dari hal luas ke yang khusus. Sedangkan Induktif adalah kebalikan dari deduktif, dimana penyampaian pendapat induktif memiliki ide pokok di akhir dan menyampaikan gagasan dari hal yang khusus ke hal yang umum atau luas.

Aristoteles (374-322 SM) yang kita kenal sebagai salah satu ilmuwan terkenal sampai masa sekarang, mengklasifikasikan ilmu menjadi dua klasifikasi besar yaitu Ilmu teoritis dan Ilmu praktis. Contoh ilmu teoritis adalah fisika, matematika, dan metafisika. Sedangkan ilmu praktis contohnya adalah etika, ekonomi, dan politik. Beberapa ilmuwan muslim seperti Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, dan Ibnu Khaldun mengelompokkan ilmu dalam perspektif yang berbeda. Seperti contohnya Ibnu Khaldun (1332-1382 M) mengelompokkan ilmu menjadi dua yaitu Ilmu syar’iyah (Al-Qur’an, tafsir, hadist, nasikh dan Mansukh, sanat hadist, usul fiqh, ilmu kalam dan ilmu tasawuf) dan Ilmu aqliyah (bilangan, berhitung, hisab, algebra, muamalat dan faraid, dst.). Al Kindi (796-873 M) mengelompokkan ilmu menjadi ilmu teoritis (ilmu nazariah) dan ilmu praktis (ilmu amaliyah). Di Indonesia sendiri pemerintah mengelompokkan ilmu menjadi 4 kelompok besar yaitu ilmu agama, ilmu kebudayaan, ilmu eksakta dan Teknik, lalu ilmu kebudayaan (Tercantum dalam UU Pokok tentang Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 1961).

Bagaimana hubungan Agama Islam dengan Pengetahuan? Menurut Suraiya IT dalam salah satu artikel publikasinya yang berjudul “Peran Islam dan Ilmu Pengetahuan dalam Menjawab Tantangan Global” menyebutkan bahwa Ilmu pengetahuan tidak dapat terlepas dari ajaran agama dan telah berinteraksi dengan agama sebagaimana agama telah memasuki setiap segi kehidupan manusia. Namun akhirnya ia menyebutkan bahwa semakin lebar jarak antara agama dengan ilmu pengetahuan sehingga sangat penting peran kajian Islam dalam memersatukan dua aspek ini di era derasnya arus globalisasi saat ini. Islam kita tahu memiliki andil dan sejarah besar dibalik pesatnya perkembangan Ilmu pengetahuan global saat ini. 

Berdasarkan sejarah Islam dapat diketahui bahwa peradapan Barat dapat mengalami kemajuan saat ini setelah mengadopsi perkembangan keilmuan di dunia Islam sehingga kemudian mampu mengembangan kemajuan teknologi yang pesat hingga sekarang. Mengapa saat ini ilmuwan Islam seperti tenggelam? Jika kita lihat sejarah pemenang Nobel Prize bagi para ilmuwan yang berjasa besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia, hanya sedikit saja ilmuwan Muslim yang menang. 

Sebagian besar adalah Kristen dan Yahudi. Hal ini menunjukkan semakin sedikitnya kaum Muslimin yang menjadi pelopor Ilmu pengetahuan dibandingkan dahulu saat Islam pernah besar dan maju dalam segala bidang. Hal ini adalah fakta bahwa dahulu jumlah kaum Muslimin yang berprestasi dalam berbagai ilmu pengetahuan tidak sedikit. Sehingga ini menjadi tantangan bagi para ilmuwan Muslim untuk kembali berjaya seperti dulu lagi menerapkan peran Islam dalam kemajuan ilmu pengetahuan.

Paragraf terakhir ini akan membahas tentang peran Islam itu sendiri sebagai landasan Ilmu pengetahuan. Menurut Zainal Ilmu dalam artikel publikasinya yang berjudul “Islam Sebagai Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” mengemukakan peran pertama Islam dalam ilmu pengetahuan adalah adanya Aqidah Islam seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Aqidah Islam yang dimaksud disini yang dijadikan sebagai landasan ilmu pengetahuan adalah konsep ilmu pengetahuan harus distadardisasi benar salahnya dengan acuan dan tolok ukur dari Al-Qur’an dan Al-Hadits serta tidak boleh bertentangan dengan keduanya. Al-Quran dan Al-Hadits adalah standar ilmu pengetahuan yang miqyas. 

Artinya, apapun konsep ilmu pengetahuan wajib berstandar pada Al-Qur’an dan Al-Hadits dan tidak bertentangan pada keduanya. Namun maksudnya disini adalah bukan berarti konsep iptek yang dikembangan harus bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadits namun harus berstandar pada dua hal tersebut. Seperti contohnya, Islam boleh mengambil ilmu pengetahuan dari sumber non muslim. Dahulu Nabi Muhammad SAW pernah memerintahkan dua sahabatnya untuk belajar Teknik persenjataam ke Yaman (dahulu Yaman penduduknya adalah Ahli Kitab atau beragama Kristen. Peran kedua Islam adalah menjadikan Syariah Islam sebagai standar penggunaan Ilmu pengetahuan. 

Seperti misalnya ketentuan halal dan haram (contoh hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan Ilmu pengetahuan. Ketika dua peran ini dilaksanakan oleh kaum Muslimin di seluruh dunia dengan baik maka InsyaAllah segala berkah akan mengaliri keseharian umat Islam dan juga seluruh umat manusia. Demikian tulisan ini saya buat. Semoga Allah melimpahkan ilmu yang berkah untuk kita semua dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

Tulisan ini saya persembahkan untuk para Pendidik dan para Ilmuwan di Indonesia. Saya Rizka Novia Atmadani saat ini adalah sebagai mahasiswa Program Doktor Ilmu Farmasi di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta sekaligus saya adalah Dosen Farmasi di Universitas Muhammadiyah Malang.  Mari seimbangkan antara Ilmu Pengetahuan dengan Islam. Mengutip dari secuil kalimat Muhammad Hatta tentang hubungan Ilmu dan Agama (1960 : 17): "Pelita Ilmu terdapat di Otak, Pelita Agama terletak di Hati, maka sesungguhnya Ilmu dan Agama bisa berjalan beriringan dengan tanpa mengganggu daerahnya masing-masing". 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun