Mohon tunggu...
Rizca Fitriana Dewi
Rizca Fitriana Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi D4 Public Relations and Digital Communication di Universitas Negeri Jakarta

Kompasianer Pemula dan Blog Pribadi. Saya merupakan mahasiswi D4 Public Relations and Digital Communication di Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Mengapa Penarikan Lagu Universal Music di TikTok Menggugah Kekecewaan

15 April 2024   15:34 Diperbarui: 19 April 2024   00:16 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa artis ternama yang tergabung dalam UMG (highxtar.)

TikTok telah menjadi tonggak baru dalam dunia media sosial, menawarkan platform yang unik bagi pengguna untuk berbagi video singkat dengan lagu-lagu yang mendukung. Namun, beberapa bulan lalu, kabar mengejutkan datang dari Universal Music Group (UMG) yang mengumumkan penghapusan lagu-lagu mereka dari TikTok. Keputusan ini telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi jutaan pengguna platform tersebut, memunculkan ketidakpastian dan kekecewaan di antara mereka.

Kontroversi Penghapusan Lagu-Lagu Universal Music

Kontroversi ini muncul setelah UMG dan TikTok gagal mencapai kesepakatan baru dalam perjanjian lisensi mereka. Sebagai hasilnya, jutaan lagu dari label UMG harus dihapus dari platform, termasuk karya dari artis ternama seperti Taylor Swift, Billie Eilish, The Weeknd, bahkan hingga karya dari band ternama dari Indonesia, Reality Club. Hal ini memunculkan kekhawatiran akan kemungkinan kehilangan akses terhadap lagu-lagu favorit pengguna di masa mendatang.

Namun, terlepas dari kontroversi tersebut, aplikasi TikTok memegang peranan penting dalam meningkatkan jumlah pendengar lagu-lagu tertentu. Fenomena ini didukung oleh fakta bahwa lagu-lagu yang populer di TikTok sering kali melonjak tinggi dalam tangga musik internasional. Misalnya, lagu "drivers license" oleh Olivia Rodrigo, yang mendapatkan popularitas besar melalui TikTok, berhasil menempati puncak tangga lagu Spotify's Most-Streamed Songs.

Studi dari Music Business Worldwide menunjukkan bahwa 75% pengguna TikTok di Amerika menggunakan aplikasi tersebut untuk menemukan musisi baru, sementara 67% dari mereka akan mencari lagu yang mereka temukan di TikTok di platform streaming musik. Hal ini menunjukkan bahwa TikTok tidak hanya sebuah platform sosial media, tetapi juga mencerminkan industri musik, dengan dampak yang signifikan pada perilaku pendengar musik.

Keenya Kelly, pakar pemasaran TikTok, mengutarakan kekhawatirannya terkait keberlanjutan penggunaan lagu secara gratis di konten buatan pengguna (UGC) oleh TikTok. Kelly menyoroti bahwa model ini telah menguntungkan pertumbuhan TikTok, namun tampaknya tidak realistis jika label besar pada akhirnya tidak menuntut kompensasi yang lebih besar.

Reaksi Pengguna Terhadap Penghapusan Lagu

Reaksi pengguna terhadap keputusan ini sangat bervariasi, tetapi kebanyakan mengekspresikan rasa kekecewaan. Sosial media dipenuhi dengan tanggapan negatif, dengan pengguna mengungkapkan perasaan mereka melalui postingan dan komentar di TikTok serta platform lainnya. Sementara itu, beberapa penggemar musik, terutama dari genre K-Pop, mengekspresikan keprihatinan akan dampaknya terhadap eksposur artistik dan penerimaan karya musik di kalangan penggemar.

Kekecewaan pengguna di Aplikasi Tiktok (Tiktok @peakaboo__)
Kekecewaan pengguna di Aplikasi Tiktok (Tiktok @peakaboo__)

Kekecewaan pengguna di platform media sosial Instagram (Instagram @whichis.sebenarnya)
Kekecewaan pengguna di platform media sosial Instagram (Instagram @whichis.sebenarnya)
Dampak Terhadap Pengguna dan Artis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun