Mohon tunggu...
Rizal Yunus
Rizal Yunus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kepribadiannya seperti Harimau

Pengalaman, Gagasan, Tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hoaks Menggelikan: Indonesia Dijajah 350 Tahun?

28 Maret 2021   19:54 Diperbarui: 28 Maret 2021   20:07 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Barulah pada 1811 Hindia Belanda jatuh ke tangan Inggris, lewat Letnan Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles. Pada masa Raffles ada beberapa kebijakan masa pemerintahan Belanda diganti dengan sistem Inggris, dimana itu menimbulkan masalah lain, beberapa kebijakannya yang saya ketahui, adalah penghapusan perbudakan, sistem sewa tanah dan sistem uang. Kesemuanya mengalami kendala karena orang-orang Jawa dan Sumatera (terutama) itu, tidak menggunakan sistem demikian. Ketika perang di Eropa berakhir oleh kekalahan Napoleon di Waterloo pada 1815, singkatnya Hindia-Belanda kembali di duduki Kerajaan Belanda.

Melihat banyak negara-negara Barat yang memiliki wilayah seantero dunia pada abad 19, terutama Inggris dan Spanyol, supaya menghindari terulangnya kembali dampak Perang Napoleon di bidang tanah jajahan, maka Belanda berinisiatif melakukan tindakan politik bernama Pax Netherlandica. Barulah fokus Belanda ditujukan untuk menaklukkan daerah-daerah di luar Jawa dan Sumatera. 

Penaklukkan berakhir setelah kekalahan Aceh pada 1904 (tergantung sejarawan, dan sudut pandang yang dipakainya) dan Klungkung pada 1908. Seluruh wilayah Nusantara memberikan ‘cap jempol’ kepada Kerajaan Belanda. Barulah penjajahan dimulai disana. 

Namun studi lain yang saya pelajari, justru penjajahan dimulai ketika akhir Perang Diponegoro (1830), yaitu saat dimana kebutuhan pasar dunia akan beberapa komoditas dagang seperti Kina, Tembakau, Tebu, dll ramai dan menuntut Belanda untuk membuat kebijakan dalam mengaplikasikan hal tersebut, dibuatlah suatu sistem tanam yang disebut sebagai Culturstelsel, hal ini diperparah oleh bupati-bupati daerah yang tergiur mendapatkan bonus (Culturprocenten) dari atasannya apabila bisa melampui batas target yang ditentukan. Saat itulah banyak rakyat Jawa dan Sumatera yang menderita akibat jam kerja yang berlebihan, upah yang tidak sesuai, (dikorupsi orang sendiri). 

Orang-orang kita biasa menyebut sebagai Kerja Paksa, meskipun hal ini bisa dibedah lebih lanjut.nah.. sobat, penjajahan ini lah yang dimaksud, namun bukan Indonesia, karena yang fokus dieksploitasi oleh Belanda saat itu hanyalah Jawa dan Sumatera. Justru malah wilayah Bali mendapatkan perlakuan yang unik dan berbeda, dimana mereka menyebutnya sebagai Baliseering (Balinisasi) untuk menjaga Bali dari pengaruh dari luar Bali itu sendiri.

Ketika golongan Konservatif (yang mendukung adanya pendudukan) dikalahkan oleh golongan Liberal di Parlemen Belanda, segera kebijakan berubah menjadi lebih melunak. Perlahan sistem Culturstelsel dihapuskan dan diterapkan apa yang disebut sebagai politik etis yang berfokus pada sektor edukasi, imigrasi, dan irigasi. 

Maka dari sinilah mulai ada benih-benih golongan terpelajar yang menyadari mereka sedang terjajah. Setelah memasuki dekade awal 1900, maka sudah banyak golongan terpelajar yang menyadari diri mereka sedang terjajah , konsep Indonesia muncul pada 1920, lalu dipakai saat kongres pada 1928. Selama itulah penjajahan Belanda masih terus berlangsung, hanya saja pelonggaran perlahan terjadi karena tiga aspek yang saya sebutkan diatas. 

Pada Maret 1942, Perang Dunia II berlangsung di dua front utama, Eropa dan Pasifik, di Pasifik sendiri, Jepang menjelma jadi mesin perang yang menggila setelah berhasil merombak semua aspek kehidupan di negaranya. Tepat pada Maret 1942, Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang, menandakan berakhirnya pendudukan Belanda secara administratif dan berganti dengan pendudukan militer Jepang yang juga berakhir pada Agustus 1945 karena menderita kekalahan perang terhadap Amerika Serikat. Meskipun sebenarnya Belanda secara administratif masih berkuasa di balik layar. Singkatnya,  ungkapan 350 tahun terjajah sangatlah tidak benar.

Bayangkan saja, kedatangan bangsa Belanda adalah tahun 1595, lalu setelah berhasil bercokol pertama kalinya, pendirian hingga masa bubarnya VOC di Nusantara pada 1799 belum menandakan penjajahan secara masif, justru setelah hengkangnya Inggris (berlakunya Pax Netherlandica) dan penaklukan berbagai wilayah barulah menandai penjajahan, apabila dihitung sejak munculnya konsep Indonesia, maka sebenarnya Indonesia hanya dijajah Belanda selama 22 tahun (1920 saat diperkenalkan nama Indonesia – 1942 saat jatuhnya Hindia Belanda ke tangan Jepang). 

Mungkin ini akan banyak bertentangan dengan pemikiran sobat semua, hal ini adalah fakta, karena kebanyakan dari kita hanya memahami hal demikian setelah dibulatkan, padahal bila dibagi menjadi beberapa periode, maka gugurlah pernyataan demikian yang saya tenggarai sebagai antitesis yang biasa digaungkan para Founding Father pada awal-awal kemerdekaan.

Mungkin cukup sekian untuk tulisan kali ini, sampai jumpa pada kesempatan berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun