Mohon tunggu...
Muhammad Rizal Fadhilah
Muhammad Rizal Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa STAI Siliwangi Garut

Seorang Faqir Yang Sedang Musafir Suka Membaca, Menulis, dan Merenung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kaderisasi PMII Era Disrupsi Diambang Degradasi

18 Juni 2025   17:28 Diperbarui: 18 Juni 2025   17:49 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kaderisasi (Sumber: AI)

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sendiri merupakan sebuah organisasi yang berdiri pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya, organisasi ini berdiri dilatar belakangi oleh perkumpulan mahasiswa Nahdliyin yang mempunyai peran penting bagi agama maupun negara. Selain daripada itu organisasi ini juga tidak terkepas dari yang namanya kaderisasi, jika klasifikasikan PMII mempunyai tiga dimensi kaderisasi, diantaranya ada kaderisasi informal, kaderisasi non formal, dan yang terakhir adalah kaderisasi formal, ini termaktub dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (Ad & Art), namun disini saya tidak akan membahas soal itu. Akan tetapi penulis ingin mencoba menganalisa fenomena kaderisasi perhari ini di era disrupsi yang kian diambang degradasi. Dalam sebuah organisasi kaderisasi adalah hal yang paling fundamental, bagaimana tidak tolak ukur kemajuan sebuah organisasi ditinjau dari sejauhmana kemassifan kaderisasinya, karena menurut saya kaderisasi itu bagai ruh sedangkan organisasi bagai tubuh, ruh itu menghidupkan sedangkan tubuh itu mengerjakan. Organisasi itu akan senantiasa hidup jika kaderisasinya tak pernah redup, organisasi itu akan senantiasa maju jika kaderisasinya dijalankan secara konsisten, sebagaimana tubuh tak akan hidup jika tanpa adanya ruh. Kiranya organisasi juga kurang lebih seperti itu.

  Namun, dirasa kaderisasi perhari ini sudah mulai usang dengan beberapa fenomena yang terjadi terhadap kader pmii itu sendiri. Bagaimana tidak kader yang semestinya bisa mengimplementasikan nilai-nilai ke-PMIIan itu dalam setiap sendi kehidupannya, tapi malah lupa bahkan mengesampingkan nilai-nilai ke-PMIIan itu sendiri. Saya sendiri memliki rasa kekhawatiran terhadap jiwa setiap kader PMII perhari ini, ditakutkan nantinya seorang kader malah bergerak dan berpikir atas kepentingannya sendiri sehingga malah menjadikan kader yang pragmatis jauh dari kata ideologis. Sebab organisasi ini diciptakan tujuannya tiada lain untuk menjadikan seorang kader yang ideologis, yakni kader yang cerdas dalam berpikir dan bijak dalam bertindak atau lebih jauhnya Insan Ulul Albab istilah yang tak lazim dibenak kita semua.

  Di era disrupsi sendiri, tentu ini menjadi peluang terhadap kaderisasi supaya berjalan secara massif dan berdampak bagi kader, namun disisi lain era disrupsi juga justru bisa berpotensi degradasi terhadap kaderisasi, seperti budaya literasi yang mulai rapuh, budaya diskusi kurang diminati, pemupukan ideologi PMII dalam kaderisasi kurang massif, dan kaderisasi terkadang hanya dijadikan orientasi untuk administrasi semata.. Bagaimana tidak era disrupsi ini menyuguhkan beberapa fasilitas komunikasi dan informasi yang bisa didapatkan secara instan dan bisa diakses dengan mudah, hal ini tentu akan berimplikasi terhadap sisi gelap nihilistik, yaitu seperti yang dikatakan oleh Mas'ud Zafarzadeh; "Idealisme yang naif dan sinisme postmodernis yang apatis," karena tadi terlalu menjadi sosok konsumtif informasi tanpa adanya pemahaman yang mendalam dan tanpa menciptakan makna yang berarti, selain itu Haidar Bagir juga menambahkan; "Terlalu banyak informasi yang kita dapat, justru malah menjadikan kita disinformasi dan misinformasi." Kita terkadang terbawa oleh arus informasi yang tidak valid atau hoaks hingga pola pikir kita menjadi bias, serta terkadang kita lupa siapa diri kita dan apa tujuan kita. Kiranya hal seperti itu sekarang tengah terjadi dalam diri setiap kader, khususnya kader PMII.

  Kendati begitu, era disrupsi bukan berarti harus kita nafikan karena era disrupsi tidak bisa kita hindari. Justru kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin dengan penalaran yang kritis dan rasional, apalagi jika dikorelasikan dengan kaderisasi justru era disrupsi ini bisa menunjang untuk seorang kader dalam mencapai muara pemahaman ideologisasinya. Hanya saja point yang harus benar-benar diperhatikan adalah sejauhmana pola kaderisasi itu relevan dengan era disrupsi hari ini, supaya pola kaderisasi ini bisa lebih adaptif dan aplikatif dengan perkembangan zaman. Maka dari itu saya disini bukan berarti memandang era disrupsi ini adalah era yang buruk, akan tetapi hanya menjadi sebuah tantangan yang justru harus bisa kita jadikan peluang untuk terwujudnya perubahan yang signifikan.

  Dalam momentum harlah PMII yang ke-65 tentu ini bukan hanya sekedar refleksi, tetapi juga transformasi untuk menjawab segala problematika dalam kaderisasi. Untuk itu saya memiliki pendapat bahwa konsepsi kaderisasi era baru PMII ini kiranya bisa menjawab segala problematika kaderisasi di era disrupsi yang disebutkan di atas selama dijadikan sebuah tendensi. Karena hemat pemikiran saya dari diksi kata "era baru" itu memliki redaksi yang sama dengan "era disrupsi" yang memliki makna relevansi antara era disrupsi dengan beberapa perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, sehingga kaderisasi pun berusaha untuk merevitalisasi kurikulum dalam kaderisasi supaya relevan dengan keadaan zaman serta lebih adaptif dan aplikatif. Maka dari itu diberi nama kaderisasi era baru.

  Konsepsi kaderisasi era baru sendiri memiliki tiga dimensi yang saling melengkapi, diantaranya adalah Leadership Development yang lebih berfokus terhadap pembentukan seorang pemimpin yang ideologis, pemimpin yang mapan terhadap nilai-nilai spiritual, intelektual, maupun moral. Kemudian yang kedua adalah Capacity Building lebih berfokus terhadap penguatan beradaptasi dengan era disrupsi, seperti literasi digital, bersuara diranah publik melalui lisan maupun tulisan, dan menguasai teknologi digital. Tak hanya itu, ada juga diemansi terakhir yang tak kalah pentingnya dengan yang kedua disebutkan diatas, yaitu Character Building yang lebih memfokuskan terhadap pembentukan karakter seorang kader, bagaimana kader itu memiliki karakter yang konsisten, loyalitas, disiplin serta mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap organisasi. Dengan demikian ketiga konsepsi ini diharapkan bisa menjawab segala problematika dalam kaderisasi era disrupsi, kaderisasi yang senantiasa menjadikan kader militan dan ideologis.

  Untuk itu, kaderiasi adalah hal yang harus senantiasa diperhatikan dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi PMII itu sendiri. Karena organisasi tanpa kaderisasi tidak akan pernah mengalami kemajuan, sebab kaderisasi menjadi fundamental yang paling mendasar dalam sebuah organisasi. Selain itu era disrupsi harus senantiasa dimanfaatkan sebaik mungkin guna menjadikan peluang dalam memasifkan kaderisasi, supaya hadirnya eksistensi era dirupsi ini bukan hanya menjadi sebuah tantangan yang kian menghambat terhadap kemasifan sebuah organisasi. Bungkristeva dalam Materi Kaderisasinya pernah mengatakan; "PMII tidak lahir dari ruang yang kosong, PMII akan senantiasa berjalan masif jika kadernya mempunyai refleksi tertinggi dan penghormatan terhadap PMII" Hemat saya kaderisasi juga akan masif jika dijalankan oleh kader yang benar-benar kader.

Referensi

Bustanul Habibi. (2025. 19 April). 65 Tahun PMII: Reorientasi dan Rebranding Kader PMII Masa Depan. Diakses dari https://timesindonesia.co.id/kopi-times/535664/65-tahun-pmii-reorientasi-dan-rebranding- kaderisasi-masa-depan

Maksudi. (2025. 18 April). PMII dan Metamodernisme: Tantangan dan Peluang Kaderisasi Masa Depan. Diakses dari https://jatim.nu.or.id/opini/pmii-dan-metamodernisme-tantangan-dan-peluang-kaderisasi- masa-depan-rrPyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun