Perkembangan industri perfilman dan permusikan memang menarik untuk dibahas. Tetapi di zaman modernisasi ini, teknologi sudah menjelma sebagai kebutuhan dasar masyarkat. Maka dari itu tidak dapat di pungkiri bahwa industri Electornic Sport (E -- Sport) patut untuk dibahas.
Salah satu cabang dari eSport ialah game, yang saat ini banyak digemari khalayak masyarakat dari muda maupun tua. Game tidak menjadi tolak ukur kedewasaan. Game yang dulu dianggap hanya sebagai sarana penghibur ketika bosan, sekarang telah ber evolusi menjadi sebuah industri dan profesi.
E -- Sport merupakan cabang olahraga elektronik yang berkiprah dijagat kompetisi game. Biasanya platform yang digunakan untuk eSport adalah Komputer. Atlet eSport disebut dengan nama Pro Player Atau Gamers Professional. Sturktur dan sistem pertandingan sama dengan cabang olahraga pada umumnya. Menggunakan strategi dan kapabilitas permainan tiap individu masing - masing atlet.
 Yang membedakanya para atlet eSport lebih fokus pada strategi permainan dan tidak bertanding secara fisik, tetapi dibantu dengan alat elektronik seperti komputer, gadget, console, dsb. Biasanya atlet yang berkecimpung diranah eSport bertanding secara online sehingga tidak saling bertatap muka. Adapula secara offline, dengaÂ
 Singkat cerita sejarah eSport berawal ditahun 1972. Universitas Stanford yang berlokasi di California Amerika Serikat mengadakan kompetisi game yang bertajuk "Intergalactic Spacewar Olympic". Sebuah kompetisi untuk game series Spacewar, yang dikala itu cukup populer. Kompetisi diadakan secara offline, karena kala itu belum ada jaringan internet. Kompetisi itu berhadiakan langganan satu tahun majalah Rolling Stones yang sedang meroket dikalangan muda mudi pada zaman itu.
3 Dekade pun berlalu, memasuki tahun 2000-an hingga sekarang, perkembangan eSport menjadi semakin pesat dan mulai merebak hampir ke seluruh penjuru dunia. Munculnya organisasi dan tim professional penggiat game, menumbuhkan citra kuat bagi industri eSport itu sendiri. Game yang ditandingkan pun  mulai beragam, seperti Dota 2, Counter Strike Global Offensive (CS:GO), League Of Legend, dll. Dari tahun ke tahun juga, kompetisi game terus berlimpah layaknya festival tahunan.
Contoh besarnya yaitu kompetisi Dota 2, atau yang biasa disebut dengan nama The International Dota 2 Championships (TI). Â Nominal hadiah yang ditawarkan juga bukan kaleng - kaleng, tidak seperti kompetisi menyanyi atau pencarian bakat lainya yang nominal hadiah berkisar 50-80 juta keatas. Tahun lalu saat TI 8 2018 berlangsung, total hadiah menyentuh angka USD 24.790.326 (361 miliar Rupiah).
Dilansir dari KumparanSport, geliat pertama industri eSport merekah di Indonesia, pada tahun 1999. Saat komunitas bernama "Indonesia Gamers" yang saat ini menjadi "Liga Game". Mengadakan kompetisi dari warnet ke warnet. Saat itu game yang dikompetisi kan adalah Quake 2 dan Starcraft.Â
3 tahun kemudian, saat kejuaraan World Cyber Game 2002 (WCG), Indonesia berkesempatan mengikuti kejuaraan tersebut. Komunitas Liga Game berkeliling hampir ke semua Warung Internet (Warnet) di kota. Untuk mencari peserta yang berkompeten di bidang game, dan akan direkrut menjadi perwakilan dari Indonesia. Game -- game yang dikompetisikan saat kejuaraan itu adalah Warcraft, Counter-Strike, Fifa World Cup, Age Of Empires, dsb.
Biasanya genre game yang paling umum dikancah per eSport an adalah massively multiplayer Online (MMOG), real-time strategy (RTS), first person shooting (FPS), Fighting, Racing, dan Sports.
Dengan pesatnya pertumbuhan industri eSport di Indonesia. Terdorong lah suatu petuah untuk membentuk lembaga yang memegang peranan kunci untuk bidang ini. Maka pada 14 April 2014, lahirlah Indonesia e-Sport Association (IeSPA) yang berfungsi untuk membina dan memajukan olahraga elektronik di Indonesia.