Mohon tunggu...
Rizal
Rizal Mohon Tunggu... Psikolog - mahasiswa

seorang pencari ilmu yang senantiasa berjuang demi kedua orang tua

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Terapi Islam dan Prosedurnya

3 Desember 2020   12:30 Diperbarui: 3 Desember 2020   12:36 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

  • Wawancara awal
  • Pada tahap awal ini perlu dirumuskan tentang apa yang akan terjadi selama terapi berlangsung.aturan-aturan apa saja yang harus diketahui dan akan dilaksanakan oleh konseli/klien. Dalam tahap awal ini perlu dibina rapport yaitu hubungan yang meninbulkan keyakinan dan kepecyaan klien bahwa ia akan dapat ditolong. Dalam tahap awal ini juga klien harus bersedia mengutarakan pikiran dan perasaannya kepada konselor.
  • Proses terapi
  • Pada tahap ini, terapis (konselor) perlu mengkaji dan mendalami pengalaman klien, menggali pengalaman masa lalu selama hal itu relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh klien. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menghidupkan suasana keakraban dan komunikasi dua arah.
  • Tindakan
  • Pada tahap ini, baik terapis maupun klien mengkaji ulang kembali apa yang telah dipelajari klien selama terapi berlangsung, dan apa yang akan diterapkannya nantinya dalam kehidupannya. Hal yang sangat penting dilakukan adalah agar tujuan terapi yang telah disepakati bersama dapat tercapai.
  • Mengakhiri terapi
  • Terapi dapat berakhir kalau tujuan telah disepakati, namun bisa juga terapi berakhir apabila apabila klien tidak melanjutkan terapi. Tetapi bisa juga bisa berakhir apabila tidak dapat menolong kliennya, namun terapis sebaliknya merujuk kliennyakepada ahli lain sesui dengan jenis masalah/problem yang dihadapi oleh klien tersebut. Terapis harus menghilangkan sedikit demi sedikit ketergantungan klien terhadap dirinya, karena klien akan menghadapi lingkungannya tampa bantuan terapis(konselor)

 

1. Model-model Psikoterapi dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasul

 

a. Terapi keimanan; adalah keimanan murni melalui ibadah kepada Allah swt. Keimanan seperti inilah yang mendatangkan ketenangan dan juga petunjuk kejalan kebenaran dan kebaikan. Dalam kaitan ini, jika konseli/klien mempunyai masalah atau gangguan kejiwaan, maka konselor mengajukan agar memperbaiki keimanan atau dekat dengan Allah bermakna klien berupaya untuk memperbanyak ibadah dan selalu ingat kepada Allah. Sesuai dengan firman Allah swt dalam Q.S. al-Ra’d 13:28, sebagai berikut:

 


ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ ﴿٢٨﴾

 

Artinya :

 

            (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.[15]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun