Mohon tunggu...
Rizal Baihaqi
Rizal Baihaqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis dan membaca adalah kebahagiaan manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Reformasi (1994)

26 Juni 2021   20:36 Diperbarui: 26 Juni 2021   21:01 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Arus bawah reformasi di sebutkan sudah mulai pada tahun 1994 (dalam bukunya cak nun arus bawah) dari situlah percikan-percikan dimulai untuk menggulingkan rezim yang dzolim dan rakus akan tahta rakyat. Banyak sekali tragedi-tragedi memilukan terjadi, dari mulut-mulut di bungkam akan kritikan, kebenaran di balikkan, kejahatan dibenarkan, kepintaran dijerumuskan, kebodohan di asuh dan banyak kasus-kasus kejahatan yang tidak di tuntaskan. 

Dilatar belakangi semua itu mulai timbul skeptis dimata rakyat, sampai sekarangpun dogma orde baru masih berlangsung dengan licinya. Orde Baru mengajarkan kepada kita semua bahwa pada saat itulah dukungan suara diam dari berjuta mahasiswa yang dicurahkan didalam hatinya, untuk melawan kekuasaan orde baru yang berharap tidak menjalar sampai anak cucu.

Demonstrasi Mahasiswa 1998

Aku mulai teringat dengan idealisme seorang aktivis tahun 60-an dari FS UI, ketika dia berhasil menggulingkan orde lama karena beberapa faktor yang dianggap menyusahkan banyak rakyat di pinggiran jalan, contohnya bensin yang sangat mahal, biaya kuliah mahal juga dan beraspun sama mahalnya (catatan seorang Demostran Hok Gie). 

Seorang mahasiswa yang memegang teguh prinsip-prinsip hidupnya, adalah sososk manifestasi mahasiswa yang harus dicontoh dengan keyakinan yang tak pernah luntur, walaupun banyak sekali teman-temanya menjadi memusuhinya, walaupun dia tidak pernah menganggap mereka semua musuh atau lawanya. 

Tapi seiring era demografi dinegara ini membuat kodrat mahasiswa sedikit serong jalanya tidak seperti mahasiswa saat era orde lama mupun orde baru saat itu yang sangat gigih perjuanganya saat melawan kekuatan pemerintah dan kaum teknokrat yang memperkaya dirinya sendiri pada masa itu.

Kodrat mahasiswa yang bertugas sebagai pembawa perubahan, mengontrol kebiakan pemerintah untuk rakyat dan menjadi stok untuk estafet negara sudah tak digubris, kebanyakan mahasiswa sekarang hedon dan apatis dengan lingkunganya,  mereka mementingkan dirinya agar tetap berada pada zona nyaman dan tak mau mencoba melewati garis zona nyaman tersebut. 

Terlalu di nyamankan dengan revolusi global yang terjadi dimasa kini, dan memang benar jiwa idealisme mahasiswa sudah mulai luntur sekarang ini, yang seharusnya mereka berpegang teguh akan keyakinanya tetapi mereka hanya diam dan tak acuh dalam pembahasan seperti ini. Apakah mahasiswa tahun 60-an dan tahun 90-an seperti ini, apakah tidak ada perbuhan dari tahun ke tahun, ataukah memang berbeda seiring perubahan dimensi waktu yang terus berjalan tanpa terhenti.

Apakah kalian berfikir bahwa, berjuta rakyat indonesia yang berada di persimpangan kiri jalan menunggu sang revolusioner datang untuk membebaskan dari jeratan hipokrit olah sang aktor kekuasaan, apakah mahasiswa sekarang ini seperti kerbau disawah, atau mahasiswa sekarang seperti dewa, atau tidak keduanya. 

Semua itu dapat tercermin dari pola laku, pola sikap dan pola tindak mahasiswa, semua jawaban tentang mahasiswa milenial berada disitu. Apakah terlalu banyaknya mata kuliah yang membebaninya membuat mahasiswa milenial merasa jenuh dengan berfikiran seperti itu atau lebih mengasyikan bersama smartphone ditanggan, padahal mahasiswa sekarang banyak yang kesepian tetapi mereka lampiaskan kepada smartphone agar kelihatan tidak kesepian dimata kawan-kawanya.

Apakah mahasiswa jaman sekarang kurang punya peganggan idealismenya sehingga mereka mudah terseret arus masyarakat, padahal Soe Hok Gie pernah berkata "disaat seperti ini terdapat dua pilihan menjadi apatis atau mengikuti arus, tetapi aku memilih untuk merdeka" (catatan seorang demonstran). Dan mungkin mereka kurang literasi sehingga tidak merangsang otak untuk membuat idealisme membentuk dengan sendiri, sehingga mudah sekali dinahkodai oleh dogma yang tidak cocok untuk dirinya, tetapi mengikuti arus saja kemana arah dogma tersebut mengalir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun