Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pernikahan Cinta Romantis Melawan Sejarah

17 Juli 2019   11:58 Diperbarui: 19 Juli 2019   21:40 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikah (Sumber: Pixabay/Wedding)

Cinta romantis memang menyenangkan. Tapi sejarah ribuan tahun mengatakan, cinta, bukanlah dasar utama untuk pernikahan. Baru sejak tahun 1850-an di Eropa orang mengenal pernikahan karena cinta. 

Sebelumnya, pernikahan merupakan hal yang berkaitan dengan harta dan kekuasaan. Untuk memperjelas hak waris, pembagian harta, dan kedudukan dalam masyarakat. Dengan adanya pernikahan, orang dengan resmi bisa menyatakan yang mana di antara anaknya yang bisa mewarisi harta dan kekuasaannya.

Ingat, diluar pernikahan bisa juga ada anak anak tidak resmi, juga orang asing yang mungkin akan berusaha mengklaim tanah atau kekayaan dari yang bersangkutan.

Selain itu memperkuat kedudukan keluarga dalam lingkungan masyarakat, dengan menyatukan kekuatan dua keluarga. Atau lebih.

Cinta tidak dianggap penting, bahkan dianggap hal yang mengganggu. Ada tradisi zaman dulu, yang memaksa pasangan bercerai jika terlalu sibuk dengan cinta sehingga melalaikan kewajibannya dalam masyarakat. Mungkin seperti kisah Robb Stark dan Talisa Maegyr di Game of Thrones.

Generasi kakek nenek saya, di tahun 1940-an masih menikah melalui perjodohan yang disetujui oleh keluarga setelah mempertimbangkan kecocokan strata keluarganya.

Tentu saja ada ada beberapa kekecualian, tetapi umumnya semua budaya di Indonesia menganggap bahwa pernikahan bermanfaat untuk memperluas kekuasaan, memperbanyak harta dan untuk memberikan dan memperbaiki keturunan. Cinta itu bisa muncul bisa tidak. Itu tidak penting.

Cinta romantis menjadi keharusan setelah rakyat Indonesia merdeka untuk menikmati karya sastra, musik dan film dari dunia barat. Awalnya hanya di kota-kota besar, tapi sekarang, sampai pelosok-pelosok desa yang ada internetnya semua merasa harus mencintai pasangan mereka sebelum menikah.

Keharusan cinta romantis ini akhirnya membuat mereka membutakan diri kepada keterbatasan manusia. Abai bahwa pasangan hidup mereka kelak juga harus mampu memenuhi segala aspek kebutuhan pernikahan mereka, dari kedua belah pihak.

Mulai dari kebutuhan yang jelas besar seperti kebutuhan finansial, biasanya diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pemenuhan kebutuhan seks secara rutin, dukungan emosional di saat sulit, memberikan keturunan dan menjaga dengan baik posisi pasangannya di keluarga dan masyarakat.

Sampai pemenuhan kebutuhan yang kecil-kecil, bersedia menjadi supir yang mengantar ke mana pun, mengurus rumah, memasak, menjaga anak atau setidaknya bisa mengkoordinasi para pelayan dan pengasuh anak. Membela keluarga jika ada maling atau binatang liar masuk. Menyediakan kebutuhan relaksasi dan rekreasi, misalnya liburan setahun sekali ke Bali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun