Pikiran irasional: "Saya benar-benar gagal total, hidup saya hancur." (Menyebabkan putus asa, rendah diri).
Koreksi rasional: "Saya gagal hari ini, tapi itu tidak berarti saya gagal selamanya. Saya bisa belajar dan memperbaiki diri." (Menyebabkan termotivasi, tenang).
Peristiwa eksternal (Kegagalan wawancara) tetap sama, tetapi realitas batin individu tersebut berubah, yang kemudian membuka peluang untuk tindakan baru yang lebih konstruktif.
Albert Ellis: Arsitek Emosi dan Tanggung jawab Intelektual
Pemikiran Albert Ellis membawa pergeseran fokus dari dunia luar ke dunia batin. Meskipun sejalan dengan Stoa (Kendali diri) dan Nietzsche (Afirmasi hidup), Ellis menegaskan kekuatan logika dan kesadaran rasional sebagai pembentuk utama emosi.
Ellis menekankan bahwa memilih untuk berpikir sehat bukanlah ilusi, melainkan tanggung jawab intelektual kita.
Kesimpulan Filosofi:
Albert Ellis mengajarkan bahwa pikiran adalah arsitek emosi. Kita bukanlah korban pasif dari peristiwa yang menimpa, melainkan penafsir aktif dari peristiwa tersebut.
dengan menguasai pemikiran rasional, kita mengendalikan perasaaan dan pada akhirnya, mengubah hidup kita.
seperti yang disimpulkan:
"Menjadi bahagia bukan soal menemukan dunia yang sempurna, tetapi soal belajar berpikir dengan cara yang lebih sehat tentang dunia yang tidak sempurna."