Filsafat Islam
A.Ciri Khas Filsafat Islam
Sebagai filsafat religius-spritual.
Dikatakan filsafat religius, karena filsafat Islam tumbuh dijantung Islam, tokoh-tokohnya dididik dengan ajaran Islam dan hidup dalam suasana Islam. Filsafat Islam merupakan perpanjangan dari pembahasan-pembahasan keagamaan dan teologi yang ada sebelumnya. Topik-topik filsafat Islam itu bersifat religius, seperti meng-Esakan Tuhan.
Filsafat Rasional.
Walaupun bersifat religius-spiritual, tetapi filsafat Islam juga amat bertumpu pada akal dalam menafsirkan problematika ketuhanan, manusia dan alam. Akal manusia merupakan salah satu potensi jiwa. Ia ada 2 macam. Pertama, praktis bertugas mengendalikan badan dan mengatur tingkah laku. Kedua, teoritis khusus berkenaan dengan persepsi dan epistemology. Karena akal praktis inilah yang menerima persepsi-persepsi inderawi dan meringkas pengertian universal dengan bantuan akal aktif.
Filsafat Sinkretis.
Filsafat Islam memadukan antar sesama filosof. Akan tetapi, mereka konsentrasi khusus mempelajari Plato dan Aristoteles. Mereka menerjemahkan hampir semua buku standar Aristoteles. Aritoteles dan Plato amat mempengaruhi banyak aliran Islam. Tidak pelak lagi, Aristoteles dan Plato adalah pemimpin filsafat, yang meletakkan prinsi-prinsipnya, membicarakannya secara detail, mencapai tujuan dengan prinsip-prinsip itu.
B.Perspektif Filsafat Dalam Islam.
Filsafat sebagai suatu cabang dari ilmu pengetahuan diyakini merupakan suatu disiplin ilmu yang cukup sulit dan terkadang dianggap hantu bagi sementara kalangan pelajar. Pada dasarnya tidak ada larangan didalam islam tentang mempelajari ilmu filsafat. Bahkan islam sangat menganjurkan agar manusia berfilsafat. Hal ini tertuang didalam al qur'an surat al ankabut ayat 20 :
Artinya : "Katakanlah : "Berjalanlah dibumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir, Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." ( Q.S. Al Ankabut: 20)