Mohon tunggu...
Pandu Damanik
Pandu Damanik Mohon Tunggu... Petani - Gondrong bukan berarti brutal

Belajar dan semangat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Covid-19 dan Bodohnya Pemerintah

11 Mei 2020   10:18 Diperbarui: 11 Mei 2020   10:23 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Dunia terasa gelap, aneh dan begitu membingungkan. Wajah orang-orang tampak sangat murung, 2020 di kabarkan ada virus yang berbahaya namanya Covid-19. Masyarakat dunia begitu terpukul dengan keberadaan virus ini takut, gelisah, dan resah bercampur aduk sudah banyak yang meninggal dunia di kabarkan akibat virus ini. Virus ini juga tidak menunjukkan gejala yang sangat serius sehingga sangat sulit untuk di deteksi.

Virus ini pertama sekali di temukan di kota Wuhan-Cina pada akhir Desember 2019 dan pada awal Januari 2020 virus ini mulai menyebar ke segala penjuru Dunia termasuk Amerika, Italia, Inggris, India, Korea Utara, Korea Selatan, Malasyia, Indonesia dan masih banyak negara lainya. Penyebaran 

Di Indonesia terhitung mulai sejak awal Bulan Februari 2020 namun saat semua Negara melakukan lokdwon dan menghentikan segala aktifitas warganya termasuk Impor-Ekspor indonesia malah menggalakkan sektor pariwisata dan lucunya pemerintah menanggapinya sepele dan cuek saja.

Pada pertengahan Bulan Maret 2020 pemerintah Indonesia mengeluarkan surat kepada masyarakat dan instansi-instansi agar menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan seperti jaga jarak satu meter, menggunakan masker, Rajin mencuci tangan dan tidak bersentuhan langsung, Bisa di katakan semi lokdwon. 

Sekolah-sekolah dan kampus-kampus serta beberapa perusahan libur total selama dua minggu sesuai anjuran pemerintah bahwa penyebaran Covid-19 ini hanya bertahan paling lama 14 hari atau sama dengan 2 minggu. Namun semakin hari bukan semakin membaik malah semakin banyak yang terkena perusahan-perusahaan banyak merumahkan para pekerjanya dan sekolah-sekolah serta kampus-kampus memperpanjang liburnya.

Setelah berjalan hingga awal bulan mei 2020 maka keresahan dari semua element masyarakat mulai keresahan dan mereka akhirnya mencari cara untuk bertahan hidup para karyawan perusahaan yang di phk dan di rumahkan mereka pergi pulang kampung untuk sekedar bertani atau dari pada mati kelaparan di perantauan namun pemerintah mengeluarkan PSBB. 

Para pedangang mulai berjualan. Petani mulai ke lahanya. Kata Mereka "Lebih Baik Terkena Virus Dari Pada Mati Kelaparan", pemerintah mulai bingung bagaimana mengatasi keresahan warganya kemudian mereka membagikan Rp. 600.000 per orang tapi lucunya beberapa Bupati/wali kota, camat, lurah, kepala desa hanya membagikan sembako bukan uang dan yang mendapatkan bantuan bukan lah mereka yang pantas serta tidak merata.

Lanjut ada program keluarga harapan (PKH) yang dapat malah orang yang ekonominya berada di rata-rata. Kemudian muncul lah para caleg (calon legislatif) ,organisasi-organisasi, partai-partai dan individu-individu yang membagikan sembako kepada rakyat hingga ada yang membagikan sampah dengan dalil ngeprenk katanya setelah tertangkap, betapa kasihan mereka yang terkena itu  belum lagi para ojol (ojek online) yang coustumernya memgkensel pesanan dan timbul lah masalah baru yaitu beberapa napi (nara pidana) di lepaskan dari jeruji besi (penjara) setelah keluar bukan malah baik-baik tapi memperkeruh masalah dan makin menyala pula lah aksi begal dan pencurian sehingga masyarakat makin resah. Yahk beguti lah memang  sangat Lucu lah Negri Indonesia ini.

Sekarang kita lihat Orang tua siswa, Mahasiswa yang kewalahan membayar uang sekolah, uang kuliah, uang kos dan uang paket yang di tanggungnya. Siswa dan Mahasiswa kewalahan dengan tugas-tugas yang di berikan oleh para Guru dan dosen. 

Yah yang di kota banyak yang sudah menggunakan android bagaimana yang di desa-desa yang masih kumuh apa mau mereka buat?  Kejamnya Negeri ini. Memang ada surat edaran dari perintah namun tidak semua perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah mengindahkannya wajar saja karena mereka butuh duit juga buat hidup dan menghidupi keluarnya.

Begini dan selalu Begitu setiap ada masalah yang terjadi Pemerintah tidak pernah cepat tanggap dengan persoalan yang terjadi Malah seakan-akan mengulur-ulur waktu hingga khas Negara koyak, Konyal yah memang begitu lah Negara yang katanya kaya raya ini Saya Teringat akan satu puisi yang begitu mencolok, begini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun