Pembelajaran Sastra di MA Madarijul Huda Kembang

Riya Ika Prahesti; Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Pembelajaran sastra merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam pendidikan. Dalam dunia  pendidikan misalnya, nilai estetik dari sebuah karya sastra baik itu novel, ataupun puisi diyakini telah sukses mampu mengajarkan nilai-nilai dan membangun sebuah karakter manusia dan pembelajaran sastra mencakup hal itu. Menurut Susanto (2013), Pengertian pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Sedangkan Sastra menurut Sumardjo & Saini (1997: 3-4) menyatakan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.

Guru merupakan salah satu kunci yang penting dalam perubahan kondisi pembelajaran sastra. Selain masalah sarana dan prasarana, penyumbang kondisi pembelajaran sastra adalah orientasi dan kompetensi dari seorang guru. Fungsi guru yang memfasilitasi muridnya sangat menentukan keberhasilan pembelajaran sastra. 

Sementara itu, pembicaraan tentang peran guru sebagai fasilitator masih banyak berbicara hanya pada masalah kompetensi guru. Sebagai guru kita harus mampu memilih kompetensi yang baik dan mudah untuk dimengerti oleh muridnya. Selain itu guru harus mampu membuat kondisi pembelajaran yang nyaman agar siswa tertarik dengan pembelajarannya.

Pada sekolah MA Madarijul Huda Kembang memiliki empat guru bahasa Indonesia, di mana salah satu guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Nailatul Mursyidah, S.Pd. beliau berasal dari Pati. Beliau mengajar pelajaran Bahasa Indonesia dari tahun 2022, menurut beliau pembelajaran bahasa Indonesia sangat menarik karena bahasa Indonesia ini pelajaran yang sering disepelekan anak-anak padahal butuh pemahaman yang baik. Beliau merasa tertantang untuk mengubah pemikiran itu, terutama dalam hal membaca. Beliau mengajar di kelas 7 dengan Kurikulum Merdeka, karena baru tahun ajaran ini diterapkan dan untuk kelas 8 masih menggunakan K13. Di jenjang MA kelas X tahun ini juga masih menggunakan K13.

Pada kelas X materi sastra yang diajarkan adalah puisi. Dalam mengajar pembelajaran sastra beliau selalu  memberikan contoh terlebih dahulu kepada siswanya, contohnya dengan memutarkan video pembacaan puisi, pantun, gurindam, dan lain-lain agar siswa lebih dahulu mengenal materi tersebut, setelah itu baru ke materi. Setelah materi selesai nanti guru dan siswa sama-sama menganalisis puisi dan jenis yang lain itu. Jadi, siswa tahu contoh kongkretnya dan cara membacanya.

Dalam mengejar pasti ada kesulitan yang dialami oleh seorang guru dan hal itu juga dialami oleh Nailatul Mursyidah, S.Pd. di mana kesulitannya saat praktik, yaitu susah dalam membangun kepercayaan diri siswa untuk mau maju ke depan kelas membacakan hasil kerjanya. Sehingga pembelajaran menjadi terhambat. 

Selain kesulitan ada hal yang penting untuk guru dalam mengajar yaitu modul dan media yang digunakan. Pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas X Nailatul Mursyidah, S.Pd. menggunakan media audio dan video, karena lebih mudah dan bisa menarik perhatian anak, dan juga buku sebagai acuan atau pegangan siswa dan guru dalam pembelajaran. Dalam strategi beliau menggunakan Problem based learning dan projek.

Jadi, pembelajaran sastra merupakan salah satu pembelajaran yang penting dalam pendidikan. Pada MA Madarijul Huda Kembang ada empat guru yang mengajar bahasa Indonesia salah satunya yaitu Nailatul Mursyidah, S.Pd. beliau mengajar di kelas 7 dengan kurikulum merdeka dan 8 MTs dengan K13 dan juga X MA dengan K13. Pada pembelajaran tentunya guru memiliki RPP sebagai rencana atau tujuan dalam pembelajaran. Materi pembelajaran sastra pada kelas X yaitu puisi. Untuk cara pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.