Mohon tunggu...
Riyadh Nur
Riyadh Nur Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Tulislah apa yang ada di pikiranmu, jangan dipikirkan apa yang akan kamu tulis. Tabik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Fahri Hamzah Gagal Total di Pemilu 2019

11 Mei 2019   09:15 Diperbarui: 11 Mei 2019   11:09 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilu 2019 bisa jadi adalah pemilu terunyam yang dijalani politisi Fahri Hamzah. Berbagai manuver dijalani demi menyukseskan ambisi politiknya usai dipecat oleh partai yang dia besarkan yakni Partai Keadilan Sejahtera.


Namun semua usaha Fahri tampaknya sia-sia, jika kita melihat hasil pemilu berdasarkan situng KPU dan prediksi sejumlah lembaga survei yang telah dirilis. Berikut adalah uraiannya.

Gagal Membonsai PKS

Diawali dari perang urat syaraf antara Fahri dengan jajaran anggota Fraksi Keadilan Sejahtera di DPR. Majelis Tahkim PKS pada 11 Maret 2016, memutuskan memecat Fahri dari seluruh jenjang jabatan di kepartaian.

Namun, Fahri tidak terima dengan putusan Majelis Tahkim. Ia justru menempuh jalur hukum dengan melaporkan kasus pemecatan dirinya ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Gayung bersambut, Pengadilan pun mengabulkan sebagian putusan Fahri, dengan menetapkan dirinya masih menjadi kader partai, anggota DPR dan Wakil Ketua DPR. Tidak hanya itu, Majelis Hakim juga memerintahkan PKS agar membayar ganti rugi imateril sebesar Rp 30 miliar.

Sampai sekarang, kasus ini masih berlanjut ditingkat MA, PKS terus berusaha mengajukan peninjau kembali atas putusan MA yang menolak kasasi PKS. Sekaligus, mengesahkan dua putusan sebelumnya, ditingkat Pengadilan Negeri dan Tinggi.

Selanjutnya, masih soal perseteruan PKS dengan Fahri. Kamis, 8 Maret 2018, Fahri melaporkan Presiden PKS Sohibul Iman, ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan dugaan penyebaran fitnah, permufakatan jahat, hingga pemalsuan dokumen, terkait pemecatannya dari PKS.

Dengan kasus ini, al-hasil Sohibul pun jadi bulan-bulanan kepolisian. Dirinya harus bolak-balik memenuhi panggilan untuk dimintai keterangan.

Konflik PKS VS Fahri tidak berhenti sampai disitu. Fahri bersama koleganya yang juga mantan Presiden PKS, Anis Matta, mendirikan ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi).

Mesti diakui, pengaruh dua sahabat kental ini masih cukup kuat di partai berlambang bulan sabit, padi dan kapas ini. Itu ditandai dengan banyaknya kader partai yang menyeberang ikut bersama Fahri.

Lebih mengenaskan lagi, berdirinya Garbi seakan mendapat restu dari sejumlah partai koalisi PKS di pilpres 2019. Ini terlihat dari sejumlah tokoh yang hadir pada saat deklarasi Garbi di Jakarta, Minggu 3 Maret 2019. Tokoh yang hadir diantaranya, Ketum PAN sekaligus Ketua MPR Zulkifli Hasan, Waketum Gerindra Fadli Zon, dan Ketua DPD Gerindra DKI M. Taufik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun