Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN). Inovator dan Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sydney Opera House: Keajaiban Teknik Sipil dan Arsitektur Modern

6 April 2025   13:03 Diperbarui: 6 April 2025   13:49 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sydney Opera House ( dokpri )

Pembangunan velodrome  melibatkan kerja sama dengan perusahaan arsitektur dan teknik dari Inggris, yang memiliki pengalaman dalam membangun arena balap sepeda berstandar internasional. Velodrome ini memiliki kapasitas sekitar 3.500 penonton dan menggunakan teknologi modern untuk memastikan kenyamanan serta efisiensi energi.

Jakarta International Velodrome juga memiliki desain struktur yang optimal. Untuk mencapai aerodinamika yang maksimal, desain atap dirancang melengkung tanpa kolom tengah sehingga memberikan visibilitas yang baik bagi penonton dan kenyamanan bagi atlet. Bangunan ini dirancang agar memiliki sistem pencahayaan alami dan ventilasi yang baik guna mengurangi penggunaan energi buatan.

Meskipun memiliki fungsi yang berbeda, Jakarta International Velodrome dan Sydney Opera House memiliki beberapa kesamaan dalam pendekatan arsitektur dan teknik sipil dari sisi desain struktur. Sydney Opera House memiliki bentuk atap ikonik yang menyerupai layar kapal, sedangkan Jakarta International Velodrome memiliki atap melengkung aerodinamis untuk mendukung kegiatan olahraga bersepeda dalam ruangan. Keduanya menggunakan teknik pra-fabrikasi dalam pembangunan atapnya untuk efisiensi dan ketahanan struktur.

Lebih jauh lagi dari sisi teknik struktur, Sydney Opera House menghadapi tantangan dalam desain modular cangkang atapnya, sementara Velodrome menggunakan struktur baja ringan dengan bentang lebar untuk menopang atap tanpa kolom tengah. Kedua bangunan menggunakan kombinasi beton bertulang dan baja dalam strukturnya untuk menjamin kestabilan dan daya tahan.

Dalam hal pemanfaatan teknologi, Sydney Opera House dirancang untuk memaksimalkan akustik di ruang konser, sementara Velodrome memanfaatkan teknologi ventilasi alami dan pencahayaan LED hemat energi untuk mendukung keberlanjutan.
Sydney Opera House adalah simbol keberhasilan dalam bidang arsitektur dan teknik sipil.

Dengan desain yang visioner dan teknik konstruksi yang inovatif, bangunan ini menjadi contoh bagaimana seni dan teknik dapat bersatu untuk menciptakan struktur yang luar biasa. Perbandingannya dengan Jakarta International Velodrome menunjukkan bagaimana setiap bangunan memiliki tantangan dan solusi teknik sipil tersendiri, yang disesuaikan dengan fungsinya masing-masing. Keduanya menjadi bukti kehebatan inovasi dalam dunia arsitektur dan konstruksi modern.

(Rivira Yuana)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun