Mohon tunggu...
Riva SeviAryani
Riva SeviAryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Intinya saya mahasiswi :)

A student of geography which almost lost his sense of insanity.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Dasar Valuasi Ekonomi dengan Metode WTP dan WTA

22 Desember 2023   04:00 Diperbarui: 22 Desember 2023   04:41 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsep penilaian ekonomi mencakup nilai pasar, nilai intrinsik, kemauan membayar (WTP), analisis biaya-manfaat, hedonisme, penilaian kontinjensi, dan penilaian non-pasar. 

Nilai pasar mengacu pada nilai suatu produk atau jasa yang tidak terkait langsung dengan harga produk atau jasa tersebut. Nilai intrinsik mengacu pada nilai produk atau layanan di luar harga produk atau layanan. 

Analisis biaya-manfaat membandingkan biaya dan nilai suatu proyek atau layanan. Hedonisme menilai nilai suatu produk atau jasa berdasarkan preferensi atau kebutuhan konsumen. 

Penilaian berkelanjutan melibatkan pemantauan terus menerus dan meminta individu untuk mengevaluasi nilai suatu produk atau layanan. Penilaian non-pasar mempertimbangkan nilai suatu produk atau jasa yang tidak terkait langsung dengan harga produk atau jasa tersebut.

1. Konsep WTP (Willing To Pay) dan WTA (Willing To Accept)

  • Willingness to Pay (WTP)                  

WTP mengukur sejauh mana individu atau masyarakat bersedia membayar untuk mendapatkan manfaat dari suatu barang atau layanan. Dalam penggunaannya, metode ini membantu mengartikan nilai ekonomi positif dari aspek atau manfaat yang tidak dapat tercermin secara langsung dalam harga pasar. 

Contohnya, dalam konteks pelestarian lingkungan, WTP dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana masyarakat bersedia membayar untuk menjaga keindahan hutan atau untuk mendukung program pelestarian lingkungan.

  • Willingness to Accept (WTA)

Sebaliknya, WTA mengukur sejauh mana individu atau masyarakat bersedia menerima kompensasi untuk menerima dampak negatif atau kehilangan manfaat dari suatu kebijakan atau proyek. Penggunaan WTA dapat membantu mengukur nilai ekonomi dari kerugian atau dampak negatif yang mungkin timbul dari suatu kebijakan atau tindakan.

2. Contoh Penggunaan WTP dan WTA

HASIL WTP DAN WTA PADA PERALIHAN LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN RESIDENSIAL DI JALAN KENAN SANDAN

  • Hasil WTP (Willing To Pay)

Untuk peralihan lahan pertanian menjadi lahan residensial di jalan Kenan Sandan yang di programkan oleh pemerintah dengan perhitungan peningkatan tata ruang dan membuka lapangan pekerjaa. Lima responden dengan latar belakang berbeda memiliki hasil akhir berupa :

  • Responden A  : Bersedia membayar Rp. 250.000 per bulan.
  • Responden B  : Bersedia membayar Rp. 100.000 per bulan.
  • Responden C  : Bersedia  membayar Rp. 200.000 per bulan.
  • Responden D  : Bersedia membayar Rp. 400.000 per bulan.
  • Responden E   : Bersedia membayar Rp. 500.000 per bulan
  • Hasil WTA (Wiling To Accept)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun